50. Ending

255 6 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan 20:30, seorang Tissa tengah bersantai di atas tempat tidur dengan memainkan benda pipih kesayangannya yakni ponsel. Kesayangan para manusia dimuka bumi. Kegiatannya bersama para sahabatnya cukup melelahkan namun sangat menyenangkan, bahkan masih banyak rencana-rencana lain yang akan mereka lakukan keesokan harinya. Intinya keberadaan mereka di sini selama 4 hari harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Tissa memilih-milih foto yang akan ia posting di media sosialnya. Tak lama seseorang membuka pintu kamar, itu Kendra. "Udah selesai?" Tanya Tissa yang mendapat anggukan dari Kendra, karena tadi para perempuan sudah bubar terlebih dahulu untuk beristirahat . Lebih tepatnya dipaksa oleh para laki-laki, katanya gak boleh begadang biar besok bisa fresh.

Walaupun dengan perasaan dongkol dan tak ikhlas, namun Tissa, Dina, Nindi dan Tiwi mereka semua menurut dan kembali ke kamar mereka masing-masing. Sehingga tadi hanya tersisa para laki-laki yang melanjutkan kegiatan tongkrong-menongkrong mereka.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Kendra setelah merangkak naik ke tempat tidur.

"Belum ngantuk, ini masih pilih-pilih foto. "

"Tidur yuk."

"Kamu tidur dulu aja gapapa. " Jawab Tissa yang direspon gelengan oleh Kendra sebagai tanda penolakan. "Gamau, ayo bareng. " Sambil mengusulkan dirinya pada Tissa, menghirup aroma tubuh istrinya yang kini sudah menjadi favoritnya.

Sedangkan Tissa masih diam tak merespon Kendra, ia masih fokus dengan ponselnya. Membuat Kendra kesal karena merasa diabaikan. Hingga munculah ide di otak pintar Kendra, dimana salah satu tangannya mulai merabah-rabah perut rata Tissa. Perlahan tapi pasti mulai masuk kedalam baju Tissa "Gausah nakal tangannya. " Peringat Tissa.

"Pingin punya bayiii. " Rengek Kendra secara tiba-tiba hingga membuat Tissa menatapnya dengan tatapan horor "Udah ah, keluarin tangannya gausah aneh-aneh. " Sambil berusaha menepis tangan Kendra dari perutnya. Hingga dengan perasaan tak rela tangan Kendra dilepas paksa oleh Tissa.

"Tapi mau bayiiii. "

"Enteng banget ngomongnya. "

"Ayo buat sekarang, dicicil biar cepet jadi bayinya. " Kekeh Kendra yang sambil mendekatkan dirinya pada Tissa, jangan tanyakan bagaimana jantung TissaTissa yang berdetak secara tak wajar hingga seakan ingin melompat keluar.

Tangan Kendra kembali masuk ke dalam baju Tissa dan merubah lembut perut Tissa, sedangkan Tissa terhipnotis dengan tatapan satu dari Kendra yang semakin mendekat padanya. Bahkan kini jarak mereka hanya tinggal beberapa centi lagi. Dan tangan Kendra yang sudah semakin nakal berjalan semakin ke atas dan....

PLAKKK

"Geli gue anjir, jauhin tangan lo! " Teriak Tissa spontan. Setelahnya ia tersadar dengan apa yang ia perbuat barusan, ia menampar Kendra dengan begitu keras bahkan hingga Kendra menoleh ke samping karena tamparan tersebut. Tissa juga melihat pipi suaminya itu memerah bekas tamparan.

Kendra masih diam tak mengatakan apapun, bahkan kepalanya pun masih tetap menpleh kesamping tanpa berniat menatap Tissa. Pikirannya juga seperti ngeblank. Ia tersadar juga karena tamparan kuat dari Tissa.

Keduanya sama-sama kaget, tampak nafas Kendra yang berhebus begitu dalam membuat Tissa berpikiran apakah Kendra akan marah? Tissa juga merasa bersalah telah menampar suaminya, dia tidak sengaja.

Tissa mengangkat kedua tangannya untuk meraih kedua pipi Kendra, secara perlahan ia menolehkan wajah Kendra agar kembali menatapnya. "Ken.. "

Tissa menatap dalam bekas tamparan yang memerah di pipi suaminya itu, tangannya mengusapnya lembut. "Maaf... Maafin aku. " Namun Kendra masih diam dan hanya menatap Tissa. Ia ingin marah tapi dia sadar, seharusnya ia tidak boleh memaksa Tissa untuk melakukan itu ketika istrinya memang belum siap.

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang