23. Couple?

99 7 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Kini seluruh siswa siswi SMA Mentaris mulai mengemasi barang-barang mereka dan bergegas meninggalkan sekolah. Sedangkan Tissa setelah ia keluar dari ruang kelasnya bukan bergegas untuk meninggalkan sekolah, melainkan diam di pembatas gedung dengan tangan yang menyangga kepalanya dan tatapan yang fokus ke arah area parkir.

"Woyy gak pulang Lo sa?" Tanya Dina sambil menepuk pundak Tissa untuk mengagetinya. Kini selain Dina terdapat pula Nindi dan Tiwi. Namun Tissa hanya menoleh sekilas pada teman-temannya, kemudian kembali memfokuskan pandangannya.

"Jawab kek, gue nanya nih ke Lo ya sa, bukan ke tembok!" Ucap Dina yang mulai geregetan. Namun tetap saja Tissa tak menggubrisnya.

Tak lama pandangan Tissa berhenti pada seseorang yang memang tengah tunggu-tunggu kemunculannya. Tissa tersenyum tipis namun bisa dilihat oleh ketiga temannya. "Gue duluan ya jomblo-jomblo watiku." Ucap Tissa pada ketiga temannya, kemudian beranjak pergi.

"Gini nih kalau gak tau fungsi kaca yang sebenarnya." Ucap Dina yang tak terima dengan perkataan Tissa sebelumnya. Karena jarak yang masih belum jauh, hingga Tissa mampu mendengar ucapan Dina. Tissa berbalik dan melayangkan sebuah fly kiss pada teman-temannya termasuk Dina sambil tersenyum. "Najis banget." Balas Dina. Sedangkan Nindi dan Tiwi hanya tertawa melihat tingkah Tissa dan Dina.

Kemudian Nindi yang penasaran pun ia melihat ke arah area parkir dan disana terdapat Kendra dengan teman-temannya. "Pantes." yang kemudian di ikuti pula dengan Dina dan Tiwi yang juga melihat ke arah yang sama. "Mau ngulah lagi pasti tuh Tissa."

Di area parkir Kendra dan teman-temannya bersiap akan pulang, Ciko dan Ale berboncengan karena mereka layaknya pena dan penghapus yang tidak bisa dipisahkan walaupun Ale saudara kembar Alex, namun ia tidak mau berboncengan dengan Alex. Lebih tepatnya bukan Ale yang tidak mau, tetapi Alex yang selalu menolak karena Ale pecicilan dan sangat cerewet menurut Alex. Sehingga hanya Ciko yang mau menampung Ale di jok belakang motornya karena sifat mereka yang hampir mirip jadi mereka sangat lengket. Sedangkan Alex dan Dion memakai motor masing-masing. Kalau Kendra, ia memakai mobil pribadi.

Ketika Kendra baru saja memasuki mobilnya dan menutup pintu mobil, tiba tiba saja ada seseorang yang masuk dan duduk disampingnya. "Ayok jalan." ucapnya tanpa dosa.

Kendra mengernyitkan dahinya, karena Kendra masih terdiam. Tissa menoleh ke arahnya "ayo jalanin mobilnya sayaaang." Ucap Tissa dengan lembutnya.

"Ngapain Lo?!"

"Gue lagi duduk, mata Lo sehat kan?masa gak bisa liat gue lagi apa?" Tanya Tissa.

"Keluar!"

"Enggak maulah."

"Gue bilang keluar!"

"Gue juga udah bilang gak mau!"

"Motor Lo disana dan ini mobil gue!"

"Iyaaaaa gue tau kok."

"Terus nunggu apa lagi?"

"Ya nunggu Lo jalanin mobilnyalah."

"Gue lagi males ribut, jadi Keluar sekarang."

"Gak perlu ribut, tinggal nyalain mesinnya terus jalanin mobilnya keluar gerbang, setir yang bener sampai tiba di rumah Lo dengan selamat, udah. Simpel kan? Terus bagian mananya yang perlu diributin?"

"Lo tau sopan santun gak sih?!" Tanya Kendra.

"Tau kok."

"Harusnya Lo tau kalau gak boleh masuk mobil cowok sembarangan."

"Tapi Lo bukan cowo sembarangan." jawab Tissa. Mendengar jawaban Tissa tersebut Kendra jadi ingat jika menghadapi gadis aneh ini tidak cukup hanya dengan menggunakan perkataan, akhirnya Kendra keluar dari mobilnya dan menuju ke pintu sebelah tempat duduk Tissa.

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang