34. Classmeeting

108 7 0
                                    


Beberapa hari telah berlalu dan selama beberapa hari itulah Tissa dan Kendra tak bertegur sapa. Tissa tak sibuk menjelaskan tentang kebenaran karena cukup beberapa waktu lalu ia sudah menjelaskan dan Kendra tetap tak mempercayainnya, jadi Tissa memilih diam dan tak lagi membahas kejadian beberapa waktu lalu.

Sedangkan Kendra juga seperti makin dekat dengan Resti, bahkan seringkali Tissa melihat mereka jalan berdua ketika di sekolah, entah kegiatan yang di agendakan sekolah untuk siswa siswi cerdas seperti mereka, atau tak jarang pula mereka sering terlihat di kantin bersama. Tidak berdua tetapi lebih tepatnya Resti yang bergabung dengan para sahabat Kendra.

Selama beberapa hari ini juga sekolah disibukkan dengan kegiatan classmeeting, yang biasa diadakan ketika selesai dilaksanakannya ujian. Kendra dan Tissa juga tak luput dari kegiatan tersebut, mereka juga mengikuti beberapa jenis kegiatan untuk mewakili kelas mereka masing-masing.

Kali ini sudah memasuki babak final untuk beberapa cabang olahraga yang dilombakan antar kelas tersebut seperti basket (putra/putri), futsal (putra/putri), volly (putra/putri), balap karung, catur dan bulu tangkis ganda/campuran.

Hampir selurung cabang yang di lombakan Tissa mengikutinya semua, karena Tissa paling diandalkan dalam hal ini oleh teman-teman sekelasnya. Namun untuk balap karung Tissa menolak karena menurutnya itu sangat ribet, kalau bisa langsung lari kenapa harus merepotkan diri dengan pakai karung. Selain itu Tissa juga tak mengikuti lomba catur menurutnya itu akan membuatnya berpikir dan dia malas berpikir, karena otaknya sudah ia forsir selama ujian kemarin. Jadi ia sudah berjanji tidak akan memforsir otaknya untuk hal lain setelah ujian.

Kali ini babak final bulu tangkis yang mana kelas Tissa harus melawan kelas Kendra karena hanya tersisa dua kelas tersebut untuk memperebutkan juara 1. Kini Tissa sudah berada di lapangan, ia sedang melakukan pemanasan dengan partnernya yang bernama Gio. 

Hingga tak lama, Kendra datang dengan membawa parternya yakni Resti. Kedatangan keduanya membuat Tissa sedikit gerah, apalagi Resti yang seolah memanas-manasinya namun Tissa akan berusaha memasang ekpresi tak peduli walaupun berbed dengan keadaan hati dan pikirannya saat ini.

Tak perlu waktu lama kini mereka memulai pertandingan, kedua kubu sangat handal dalam hal ini hingga membuat permainan menjadi seru dan para penonton juga tak henti-hentinya bersorak untuk para jagoan mereka masing-masing.

Untuk babak pertama kubu Tissa dan Gio berhasil unggul, namun berbanding terbalik ketika sampai pada babak kedua, yang mana kubu Kendra dan Resti berhasil unggul. Dan permainan Tissa di babak kedua ini juga buruk, ia tak fokus hingga membuat Gio beberapa kali memperingati Tissa untuk fokus.

Fokus Tissa terganggu ketika Resti yang semakin membuatnya panas dengan selalu melempar senyum kepada Kendra dan bersorak riang setiap kali berhasil mencetak point, tak hanya itu saja yang membuat Tissa semakin panas ketika Kendra juga membalas senyum Resti dengan lebar.

Saat ini sedang break dan akan dilanjut babak ketiga dimana sebagai babak penentu siapa yang akan menjadi juara. Babak ketiga ini muncul karena setiap kubu saling memenangkan di masing-masing babak (seri).

“Gue tau fokus lo pecah karena lihat Kendra sama Resti.” Ucap Gio setelah menegak air minum dalam botol. Ucapan tersebut tak membuat Tissa merespon lebih.

“Setau gue lo gak selemah ini, Cuma gara-gara lo dipanas-panasi Resti dengan gampangnya fokus lo buyar. Gak etis banget.” Ucap Gio dengan tersenyum miring, yang membuat Tissa sedikit melempar tatapan tajam padanya dan itu juga disadari oleh Gio.

“Kalau lo kaya gini terus, itu malah buat dia menang dari lo. Gak Cuma menang di pertandingan tapi juga menang udah buat lo panas hingga terusik gini. Itu artinya lo jatuh dua kali cuma dengan satu serangan.”

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang