24. Berbelanja

97 7 0
                                    

Tissa mengemudi mobil dengan sangat cepat dan lihai. Memang Tissa tidak mengenal kata pelan-pelan dalam berkendara. Hal itu membuat Kendra yang duduk di kursi sebelahnya merasa was-was. Walaupun jalanan tidak terlalu padat kendaraan, namun tetap saja kecepatan Tissa benar-benar di atas rata-rata.

"Jalan biasa aja, ini bukan sirkuit balap." Ucap Kendra.

"CK ini juga udah biasa."

Kendra memilih diam, karena sepertinya memang percuma memperingati gadis disebelahnya ini. Hanya akan membuang-buang tenaga saja. Sehingga Kendra kini lebih memilih memejamkan matanya, terserah Tissa mau bagaimana dalam berkendara. Karena Kendra sudah cukup lelah meladeni Tissa.

"Jangan tidur. Gue bukan supir Lo yang seenaknya bisa Lo tinggal tidur." Ucap Tissa yang mengetahui Kendra tengah memejamkan matanya. Namun tak direspon oleh Kendra.

Ckiittttttttttttt

"Bangsat, Lo bisa nyetir gak sih!?" Ucap Kendra yang terjungkal ke depan karena dengan tingginya kecepatan Tissa dalam berkendara kemudian dengan sengaja ia menginjak rem dengan mendadak.

"Dibilangin jangan tidur." Ucap Tissa dengan santainya kemudian tersenyum pada Kendra dengan bersamaan melajukan mobil kembali. Kendra hanya bisa menghela napasnya sambil memijat pangkal hidungnya. Tissa benar-benar gadis aneh.

"Oiya gue mau Lo ikut pertandingan bela diri bentar lagi, gantiin Alex yang gak bisa ikut." Ucap Tissa.

"Gak."

"Gue cuma ngasih tau, bukan nawarin. Jadi siapin diri Lo."

"Terserah, gue gak bakal ikut."

"BODOAMAT, gue bakal tetep ajuin Lo."

"Gue bukan babu Lo, yang bisa seenaknya Lo suruh-suruh."

"Owh iya?"

"Kalau gitu gue tabrakin aja ini mobil ke pohon biar sekalian kita gak ikut pertandingan. Gimana?" Lanjut Tiwi dengan menunjukkan smirknya.

"Sakit Lo?!"

"Mungkin." Jawab Tissa dengan santainya "Lo lihat pohon besar di tikungan depan ,gimana kalau gue tabrakin ke situ aja?"

Kendra menatap pohon yang jaraknya tak cukup jauh juga tak cukup dekat dari posisi mereka. Tissa menancapkan gas mobil dengan sangat kencang, hal itu membuat Kendra menjadi ketar-ketir apakah gadis ini akan benar-benar nekat. Namun sepertinya iya, karena jarak mereka dengan pohon yang menjadi target Tissa hampir dekat.

"Berhenti!" Namun Tissa tak menghiraukan ucapan kendra, gadis itu malah tersenyum penuh makna.

"GUE BILANG BERHENTI BANGSAT!!"

"Itu bukan jawaban." Ucap Tissa santai.

"AARGGGHH BANGSAAAT OKE OKE! SEKARANG STOP!"

Tissa puas dengan jawaban ke dra hingga Tissa tersenyum penuh kemenangan, jarak mereka sudah sangat dekat dengan pohon namun laju mobil masih tak pelan sama sekali membuat Kendra memejamkan mata.

Dannn....

Ckiittttttttt

Tepat 1 meter jarak mobil dengan pohon, Tissa menghentikan mobil tanpa menyentuh pohon tersebut sama sekali. Sedangkan Kendra yang semula memejamkan matanya kini mulai membuka perlahan matanya lalu menghembuskan nafas lega. "Gue yang nyetir." Ucap Kendra kemudian ia turun untuk bertukar posisi dengan Tissa. Sedangkan Tissa dengan senyum tipisnya bergeser posisi duduk dengan cepat tanpa harus turun dari mobil.

Tissa melirik Kendra dengan senyum tipisnya, sudah bisa dipastikan pasti Kendra marah padanya. Namun Tissa tak peduli akan hal itu, karena menurutnya Kendra sangat lucu jika sedang marah seperti ini.

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang