48. Saran Hukuman dari Kendra

136 5 0
                                    


Masa liburan telah usai, kini kesibukan dunia persekolahan sudah mulai berlanjut. SMA Mentaris sudah mulai ramai dengan kegiatan siswa-siswinya, dari mulai Pelajaran di dalam kelas, olahraga di lapangan bahkan ada juga yang sibuk membolos Pelajaran. Siapa lagi? Siapa? Ya sudah jelas itu Tissa.

Awalnya Tissa sempat mengikuti Pelajaran, namun ia sangat mengantuk hingga tertidur di dalam kelas saat sedang Pelajaran. Sehingga ia mendapat teguran dari guru untuk segera menuju toilet dan membasuh mukanya supaya lebih segar dan tak mengantuk lagi.

Namun bukannya membasuh muka dan kembali ke dalam kelas, Tissa memilih pergi ke taman belakang sekolah. Duduk tersembunyi di bawah pohon agar tidak ada guru yang mengetahuinya, ia hanya ingin melanjutkan tidurnya yang tadi mengalami gangguan.

Dia sangat mengantuk akibat semalam ia begadang hanya untuk membaca cerita Wattpad hingga pukul 01.00 dini hari, sebenarnya cerita yang ia baca belum tuntas tetapi ia dipaksa mengakhiri karena Kendra memarahinya bahkan hingga merampas ponsel Tissa. Hingga kini pun ponselnya masih ditahan oleh suaminya itu. Sungguh sangat menyebalkan bagi Tissa.

Kini semilir angin di sekitarnya sangatlah mendukung untuk Tissa melanjutkan tidurnya dengan nyaman. Sedangkan di lain tempat terdapat Kendra yang sedari awal kedatangan Tissa di taman belakang tersebut sudah Kendra pantau, kelas Kendra sedang di beri tugas untuk mereview beberapa buku yang ada di Perpustakaan. Dan kebetulan Kendra bersama sahabatnya duduk di dekat jendela yang mengarah pada area taman belakang serta letaknya yang berada di lantai 3, sehingga ia bisa melihat gerak-gerik istri nakalnya tersebut dengan mudah.

“Enak banget Tissa bisa tidur nyenyak di bawah pohon.” Ucap Ciko.

“Bener-bener tuh istri lo Ken. Tapi kayanya enak juga gabung sama Tissa.” Ucap Ale yang langsung mendapat tatapan tajam dari Kendra. “Sana kalau mau gabung.”

“Serius boleh?” Tanya Ale memastikan dengan mata berbinar-binar yang kemudian diangguki oleh Kendra.

“Asiikkk gas yok Ciko, daripada ngurusin review-review buku bikin pusing aja.” Ajaknya pada Ciko yang dengan mudahnya Ciko iyakan tanpa ragu.

Saat mereka berdua hendak beranjak, suara Kendra menghentikan mereka “Mau kemana?”

“Lah kan tadi lo udah ngizinin kita gabung sama Tissa buat tidur-tiduran di taman, tenang aja gak bakal ngapa-ngapain kok.” Jawab Ale.

“Nah betul betul betul. Kita bakal jaga jarak aman 5 Meter kalau perlu” Saut Ciko.

“Gue emang izinin, tapi gue gak nyuruh kalian keluar lewat pintu.” Ucap Kendra.

“Terus lewat mana anjir, keluar masuk kan emang harus lewat pintu.” Ucap Ale.

“Lewat jendela, loncat. Kan pendek gak tinggi banget cuma sampai tiga lantai.” Mendengar jawaban Kendra membuat Ale dan Ciko menganga tak percaya, bisa patah tulang-tulang mereka jika lompat dari lantai tiga ini.

Dengan langkah pelan Ale dan Ciko kembali pada posisi tempat duduk mereka semula dan meraih buku yang tadi sempat mereka baca untuk di review. Melihat itu Dion menahan tawanya sedangkan Alex tak sekalipun berminat merespon tingkah Ale dan Ciko.

“Gak jadi?” Tanya Kendra yang dibalas gelengan oleh Ale dan Ciko. “Gak jadi suaminya galak.” Ucap Ciko kemudian.

“Mampus.” Saut Dion pada Ale dan Ciko. Dan berakhirlah mereka menyelesaikan semua tugas-tugas reviewnya. Di sela-sela menyelesaikan tugas, sesekali Kendra memperhatikan Tissa yang masih tidur tenang tanpa beban.

*****
“Keluyuran kemana lagi kamu kali ini ha?! Kenapa tidak segera kembali ke kelas?” Tegas Bu Lilis, bisa dilihat kini Tissa tengah berada di kursi langganannya yakni di ruang BK.

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang