16. Tantangan Baru

94 4 0
                                    

Seperti biasa Tissa selalu memenangkan balapan dengan mudah.

"MANTAAAAAAAAAAPPPPPPP" ucap Dewa dengan hebohnya.

Letta, Lion, Dewa dan Tissa bertos ria karena lagi-lagi Tissa berhasil menjadi pemenang.

"Gue langsung pulang"

"Nih" ucap Letta dengan memberikan hadiah berupa amplop berisi uang dari hasil jerih payah Tissa.

"Thanks"

Tissa memakai kembali helmnya dan menghidupkan mesin motornya. Kemudian melajukan motor dengan perlahan meninggalkan arena balap. Sebelum jauh, Dewa sudah berteriak.

"HATI-HATI SA... NYAWA LO CUMA SATU, KALAU ADA APA APA GUE GAK MAU MINJEMIN NYAWA GUE"

Sedangkan Tissa yang belum terlalu jauh tersenyum tipis di balik kaca helmnya karena mendengar teriakan Dewa. Dan meresponnya hanya dengan mengangkat salah satu tangannya ke atas dengan menunjukkan jari jempolnya.

"Lo kalau ngomong yang bener dong" ucap Letta sambil menoyor kepala Dewa.

"Orang udah bener juga" jawab dewa sambil mengelus-elus kepalanya.

"Bener tapi kurang tepat begok"

"Nyenyenyenye" ucap Dewa dengan ekspresi yang sangat menyebalkan hingga membuat Letta ingin menendang manusia itu hingga terlempar sampai gunung salak.

"Lo tuh_"

"Udah-udahlah mending Lo berdua siap-siap nontonin gue balapan ntar lagi udah mulai ini" ucap Lion.

Sedangkan di lain tempat Tissa sudah berjalan dengan kecepatan penuh membelah kesepian kota untuk segera menuju rumah dan menemani sang adik.

Kini Tissa sudah tiba di depan pintu gerbang dia pun membuka pintu tersebut dan kemudian masuk ke halaman rumahnya. Namun, ketika melepas helmnya Tissa merasa curiga dengan mobil hitam mewah yang terparkir di jalan depan rumahnya. Tapi tak mau ribet, Tissa memilih segera masuk dan melihat sang adik kesayangannya.

Sesampainya di kamar sang adik Tissa melihat adiknya yang masih tertidur lelap dan tenang di alam mimpi. Setelah memastikan sang adik baik-baik saja, ia segera menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Tak lama dengan acara mandinya, Tissa segera merebahkan dirinya di kasur kesayangannya. Namun, Tissa bangkit lagi dan menuju arah jendela untuk memastikan sesuatu.

Mobil yang tadi Tissa lihat masih ada di sana.

"Mobil siapa?"

"Ngapain tuh orang?"

"Maling?"

" Ah lagi males gue berantem ngadepin maling"

"Tapi kalau maling kok mobilnya mewah bener udah kek pejabat yang rajin korupsi"

"Tapi mungkin aja sih, siapa tau gabut mau maling rumah gue juga"

"Tapi masak sih maling, kalau maling kenapa gak masuk aja dari tadi pas gue gak ada di rumah."

Tissa bermonolog sendiri.

"Ah bodoamatlah"

Kini Tissa memilih tidur di kamar sang adik, untuk menemani adiknya sambil berjaga-jaga siapa tau ada maling beneran.

.........

Hari sudah berganti dan Tissa mengantarkan sang adik ke sekolah.

"Belajar yang rajin"

"Ciap kakak" ucap Alin dengan tangan yang hormat.

"Udah gih sana masuk"

"Dadaaaah kakak" ucap Alin sambil berjalan memasuki gerbang sekolahnya dan melambai-lambaikan tangan pada kakaknya. Sedangkan Tissa tersenyum juga membalas lambaian tangan sang adik.

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang