Ch 8. In Canada

121 11 10
                                    


Hola!!
Ketemu lagi sama Dave dan Sella

Dave menuntun Sella turun dari pesawat pribadinya. Langsung membimbingnya memasuki mobil yang sudah terparkir siap membawa mereka ke mansion keluarganya di Vancouver.

Sepanjang perjalanan Sella menatap keluar jendela mobil, menikmati keindahan jalanan negeri maple. Sudut bibirnya terangkat sedikit membentuk sebuah senyuman tipis. Hari ini ia merasa lebih baik, setelah kemarin merasa emosinya dipermainkan. Mulai dari sikap acuh Dave dipagi hari, pembicaraan dengan mommy Garcia, dilanjutkan dengan pertemuannya dengan Dario yang cukup menguras kesabaran, lalu perubahan sikap Dave. Mustahil Sella baik-baik saja. Ia lelah dan gelisah sepanjang hari.

Gadis itu meremas lengan kekar Dave yang melingkar di pinggangnya, sesekali jemari pria itu mengelus perutnya. Seolah-olah Sella sedang hamil saja. What the--

Sella berbalik kearah Dave, melihat pria itu yang terpekur sibuk dengan sebuah iPad dipangkuannya. Sella menyandarkan kepalanya didada pria itu, membuat Dave secara reflek mengelus rambutnya. Jemari lentik Sella tergerak mengelus jakun pria itu, lalu memberi kecupan singkat disana. Dave meletakkan iPadnya, fokusnya pada sang kekasih sekarang. Membelai pipi Sella lembut. Mereka tersenyum dan berciuman singkat. Sella mendongakkan kepalanya saat Dave mulai mencium lehernya, memberikan akses lebih pada pria itu. Tapi detik berikutnya ia tersadar mereka sudah memasuki halaman mansion Martinez di Canada.

Letak mansion itu dipinggiran kota Vancouver, benar-benar jauh dari kebisingan kota.

"Dave..." Sella menepuk pelan pundak prianya, "kita sampai"

Dave menyeringai, menuntun gadis itu turun saat Harper membukakan pintu mobil.

Dave menggenggam jemari Sella, mengajak gadis itu menghampiri Granny yang sedang bersantai ria di gazebo taman samping mansion. Begitu kata seorang maid tadi.

"Granny..." Dave memeluk wanita tua itu, "aku merindukanmu"

"Sekarang kau merindukanku?" balas Granny

"Aku selalu merindukan Granny" Dave mencium pipi Granny membuat wanita tua itu terkekeh.

"Bahkan saat kami tinggal di New York kau jarang pulang kerumah"

Sella hanya menyapa dengan senyuman. Tidak perlu repot karena ia tau Granny tidak menyukainya. Bukan malas berusaha, hanya saja Sella tidak ingin berbasa-basi. Berpura-pura manis? Menjadi orang lain demi mengambil hati Granny? Sella bukan orang semacam itu. Jika orang lain akan menyukainya maka biarkan mereka menyukai dirinya apa adanya.

"Dimana Gramps?"

"Sedang berkuda"

Dave bangkit mendekati Sella, sementara Granny membenarkan letak kacamatanya, kembali fokus pada apa yang dikerjakannya. Merajut. Beliau sedang membuat syal. Ketekunannya membuat Sella kagum.

"Baby..." Dave membelai pipi Sella, menyisipkan rambut Sella yang menghalau pandangan gadis itu kebelakang telinga, "Pergilah ke kamarku dan beristirahatlah, aku akan menemui Gramps"

Sella mengangguk.

"Atau kau mau ikut?"

"Pergilah!" sergah gadis itu seraya menggeleng.

"Aku tidak lama, aku hanya akan menjemputnya" Dave melambaikan tangan. Sella membalasnya diiringi dengan senyuman lebar.

Dengan langkah kecil Sella menaiki undakan tangga menuju lantai atas, kamar Dave ada dilantai dua. Sella ternganga begitu membuka pintu kamar. Carriena ada disana. Membelakanginya, melihat ke arah balkon. Kemudian memutar badan kearahnya. Gadis itu menyeringai dan bersedekap dada.

TO FALL (This Autumn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang