Ch 11. Birthday Plan

97 13 6
                                    


Haloo... men-temen, pakabar?
Baca dulu sebelum tidur yaa!

"Hei, cat-mu mengering!" seru Carter

Sella sedikit tersentak, kuas yang dipegangnya jatuh mengotori lantai, ia baru menyadari dirinya sudah banyak melamun hari ini.

"Jika kau lelah, mengapa tidak pulang saja dan beristirahat dirumah?" usul Carter

"Aku harus segera menyelesaikan ini, lukisan ini dipesan khusus"

Sella menatap lukisan menara Eiffel yang baru sekitar 50% selesai itu. Seharusnya ia pergi ke Paris untuk melukisnya langsung, tapi tidak ada waktu kesana. Sella hanya melihat dari foto yang diberikan oleh kliennya. Selain itu Sella pernah kesana bersama Dave. Memori tentang Paris masih melekat diingatannya.

"Tapi itu tidak akan selesai jika kau mengerjakannya dengan melamun"

"Kau benar" Sella menghela nafas, "aku pulang saja, tapi aku mungkin bisa menyelesaikan ini dirumah untuk mengusir bosan. Reed! Bisa bantu aku berkemas?"

"Ya!" sahut Reed dari lantai bawah, "Hei, dia sudah datang menjemputmu" ujarnya ketika menghampiri Sella.

"Siapa?" Sella menoleh ke arah dinding kaca, melihat keluar dan menemukan Dave di halaman parkir, berdiri bersandar pada mobilnya. Mengapa dia disini? Bukankah seharusnya masih di Canada? pikirnya, "Baiklah rapikan saja, aku harus pergi! Thank you for today guys"

Dave menghampiri Sella begitu melihatnya keluar studio. Memeluknya erat.

"Aku merindukanmu" bisiknya.

Sella meronta ingin keluar dari pelukannya tapi nampaknya Dave tidak setuju dengan itu, dekapannya semakin erat.

"Dave, aku sulit bernafas"

Dave berdecak kemudian melepaskan Sella, kini tangan besarnya yang menggenggam lengan Sella erat.

"Kapan kau datang?" selidik Sella tak senang.

"Aku langsung kemari begitu datang"

Sella melihat penampilan pria itu. Sangat berantakan. Wajahnya kusut, rambutnya acak-acakan dan bajunya, Sella pikir itu adalah kemejanya yang ia pakai kemarin, entahlah. Apa pria ini tidak tidur semalaman? Sella masih kesal, tapi melihatnya seperti ini jadi tidak tega. Tangan Sella terulur membelai wajah Dave. Pria itu memejamkan mata menikmati sentuhannya.

"Mengapa penampilanmu seperti ini?"

"Apa yang bisa kulakukan? Kau meninggalkanku"

"Sudah kubilang ada pekerjaan"

"Jelas sekali kau kabur dariku"

"Aku tidak kabur"

"Jika tidak kabur, kau tidak akan lari dari Arlo"

"Itu karena...jika aku bilang padamu, kau tidak akan mengizinkan aku pulang" Sella berkelit, "Aku banyak pekerjaan"

"Aku tidak bisa fokus karena kau tidak ada disampingku"

Sella berdecak, "ayo pulang, kurasa kau harus membersihkan diri dan... tidur"

"Okay" Dave mengulurkan tangannya.

"Aku akan menyetir" sanggah Sella mengabaikannya.

Sella memasuki kursi kemudi. Dave membiarkan saja, untuk kali ini. Sebab jika ia tidak dalam keadaan lelah seperti ini, ia tidak akan pernah setuju disopiri oleh wanita, terutama Sella.

******

Sella perlahan keluar dari rengkuhan Dave setelah pria itu benar-benar nyenyak. Butuh perjuangan keras untuk ini. Sejak tadi ia mencobanya tapi Dave selalu protes dan menggerutu dalam tidurnya. Terpaksa Sella harus extra sabar menidurkannya dulu layaknya seorang bayi.

TO FALL (This Autumn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang