Ch 16. Ignored You

101 10 0
                                    

Hello All....
Sebelumnya maaf ya aku tidak bisa menepati janji untuk update 2x dalam seminggu
Tapi akan selalu ku pastikan seminggu sekali pasti update
Setiap hari sabtu atau minggu
Pokonya weekend yaa
Selamat membaca...

Sinar matahari menyilaukannya. Dave meraba sebelahnya tapi terasa kosong. Hal itu memaksa Dave untuk cepat2 membuka mata. Dan benar, Sella tak lagi disampingnya. Pria itu lalu melirik jam disamping tempat tidur yang seketika membuatnya benar-benar terjaga. Sudah pukul 09.00 AM. Ia kesiangan.

Saat itu juga Sella keluar dari walkin closet mereka. Sudah nampak rapi.

"Morning Dave" sapa perempuan itu, membuat Dave terpaku, benarkah Sella tidak marah lagi padanya? "Aku tidak membuat sarapan. Sarapanlah di kantor. Aku harus berangkat sekarang"

"Tunggu sebentar, aku akan mengantarmu" Dave ingin beranjak turun dari tempat tidur.

"Tidak perlu" cegah Sella, "Ada meeting yang tidak bisa ku tunda pagi ini"

"Kalo begitu biar ku minta Arlo..." Dave meraih ponselnya dimeja, berniat menghubungi Arlo untuk mengantar Sella saat seruan gadis itu kembali menghentikannya.

"Aku akan berangkat sendiri" Sella membuka laci dan mengambil kunci mobil dari sana, "Bye Dave"

Dave menatap punggung Sella yang kini hilang dibalik pintu, cukup paham jika gadis itu masih marah padanya. Membuat ia mengutuk dirinya sendiri. Dave meremas rambutnya lalu mendengus kesal. Seharusnya ia tidak bangun siang. Tapi rasa lelah mengelabui dirinya. Bayangkan saja, ia menyetir selama hampir 9 jam dari Detroit.

*****

Di siang hari di tengah-tengah meeting Dave mendapat pesan dari Sella, gadis itu mengatakan ingin bertemu Thea dan akan pulang terlambat. Dave bertanya sampai jam berapa, tapi Sella tak kunjung menjawab.

"Sebentar" ujarnya, membuat suasana ruang meeting senyap seketika. Dave tidak menghiraukan mereka yang menatapnya heran. Ia bebas melakukan apapun karena ini adalah perusahaannya dan ia adalah bosnya. Dave keluar ruangan untuk menelpon Sella, tapi gadis itu tidak menjawab. Dave berdecak dan mengetik sebuah pesan, pulang sebelum jam sembilan malam, okay?!

Dan inilah saatnya. Jam 9 malam. Dave mengerang frustasi begitu ia pulang dan mengetahui Sella belum kembali. Dave mencoba menghubunginya tapi gadis itu tidak menjawab telponnya sejak tadi. Dave menarik dasinya kasar kemudian menghubungi Leon.

"Dimana Sella sekarang?"

"Nona Richardson sedang berada di cafebar bersama Nona Miller Tuan, tepat didekat kantor nona Miller"

"Terus awasi dia, aku akan meminta Arlo untuk segera menjemputnya"

"Yes sir"

Sementara itu Sella berada disebuah cafe bar bersama Thea. Ia tidak berhenti minum setelah menceritakan semua masalahnya pada sahabatnya. Thea adalah satu-satunya tempat ia mencurahkan segala isi hatinya.

"Sella, ponselmu berdering sejak tadi"

Ini sudah seruan Thea keberapa kali. Ponsel Sella sejak tadi berdering dan Sella tetap mengabaikannya.

"Ckk...biarkan saja"

"Berhenti minum dan jawab telponmu" Thea menyambar gelas yang dipegang Sella, "Dia pasti khawatir padamu"

"A-aku tidak bisa. Jika aku bicara dengannya aku tidak akan bisa menolaknya. Lalu aku akan tertipu lagi"

"Astaga, kau mabuk!" Thea menyambar ponsel Sella dan menjawab panggilan Dave, ia terpaksa harus melakukan itu jika tidak ingin sahabatnya mendapat masalah baru, "Ya Dave? Ya, Sella bersamaku. Dia baik, hanya sedikit mabuk. Okay. Hei, bicaralah..." Thea menempelkan ponsel ditelinga Sella.

"Sudah kubilang aku tidak mau"

Thea memelototinya.

"Bicaralah padanya" ujarnya tanpa suara

"Aku tidak mau bicara padanya" sergah Sella

"Sella, kau mendengarku?" tanya Dave diseberang sana.

"Apa??!!" Sella meneriakinya, "Mengapa kau berisik sekali? Benar disini ada musik, hahaha. Hei pak, bisa lebih keras lagi musiknya?" Sella melambai kepada seorang DJ di coffe bar itu. Thea berusaha menghentikannya dan meminta maaf pada DJ itu.

"Sella?"

"Hei Tuan! Aku tidak bisa mendengarmu"

"Arlo sudah menunggumu didepan. Cepat keluar dari sana atau aku sendiri yang akan menyeretmu keluar dari sana!"

"Damn you!!"

Sella mematikan panggilannya.

"Kau tau apa yang dikatakannya? Dia bilang akan menyeretku keluar dari sini, hahaha..., dia selalu seperti itu. Dia bisa muncul kapanpun, dimanapun.... Dia tidak akan membiarkan aku bebas" oceh Sella, "Dia sangat suka mengaturku, dan aku menyukainya hiks... sial aku menyukainya. Apa yang harus aku lakukan?"

"Kau....benar-benar mabuk"

"Aku harus pulang. Ya sebaiknya aku pulang sebelum dia datang menyeretku"

Thea membantu sahabatnya yang terhuyung.

"Ku antar ke mobil"

Thea mengantar Sella ke mobil. Arlo sudah siaga didepan cafe. Ia langsung membukakan pintu.

"Ingat, kau harus bicara dengannya okay? Tidak ada gunanya menghindar terus. Itu tidak akan menyelesaikan masalah " kata Thea mengingatkan.

Sella hanya samar-samar mendengarnya. Ia mabuk berat.

******

Jangan lupa tekan bintang ya all...
Plus banyakin komennya...
Dan wajib follow sebelum baca
Terimaacihh...

TO FALL (This Autumn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang