Ch 3. Monday Night Call

158 13 13
                                    

Sella membaca buku diranjang. Sekali lagi ia melihat jam, sudah pukul 09.00 pm dan Dave belum pulang. Gadis itu mengambil ponselnya dinakas, bermaksud menelpon menanyakan keberadaan pria itu, tapi tiba-tiba ada panggilan masuk. Dari Alvarez, kakak laki-lakinya.

"Alva?"

"Hei adik kecil, bagaimana kabarmu?"

Sella tersenyum, sampai sekarang saat dia sudah menjadi wanita dewasa, Alva tetap memanggilnya adik kecil.

"Alva ayolah, aku bukan anak kecil lagi"

"Bagiku kau tetaplah adik kecilku"

"Kabarku baik. Bagaimana denganmu?"

"Seperti biasa"

"Bagaimana dengan granddad?"

"Sibuk. Richardson selalu sibuk"

Sella tersenyum, "Pukul berapa disana?"

"Sebelas siang"

"Ada apa menelpon?"

"Tidak ada. Hanya saja... aku baru saja menemukan sebuah artikel disini" Sella mendengar Alva membalik halaman sebuah majalah atau mungkin surat kabar, "Disini ditulis, Banyak orang mengatakan, salah satu lukisan hasil karya kekasih Fredericco Martinez ini pantas diabadikan di museum Nasional"

Sella tertawa kecil.

"Aku masuk surat kabar disana? Syukurlah mereka tidak menyebutku sebagai cucu Richardson"

"Well ini bukan tentang politik, aku membaca majalah bisnis"

Sella turun dari ranjang, ia menarik gorden dan membuka pintu kaca lalu menuju balkon, memandangi suasana malam kota Manhattan. Seketika angin malam merebak merasuk ke kulitnya. Gadis itu mengeratkan jubah piyamanya untuk menutupi dada.

"Kau sempat melakukan itu? Granddad akan memukul kepalamu"

"Dia tidak akan mendapatkanku sebagai penerus di pemerintahan jika dia berani memukulku"

Mereka tertawa.

"Tapi Al... para jurnalis itu hanya ingin menulis artikel tentang Dave, kau tau ketika tidak ada bahan gosip panas untuk diberitakan, menulis sesuatu hal yang melibatkan pengusaha muda sukses dan terkenal seperti Dave akan selalu menarik perhatian bukan?"

"Kau tidak percaya diri? Ini ditulis berdasarkan opini publik"

"Mungkin karena mereka menyukaiku"

"Mengapa mereka menyukaimu?"

"Karena aku cantik?"

Alva terbahak.

"Hei, Fredericco Martinez jatuh cinta padaku!"

"Aku tau adik kecil"

"Entahlah Al... Aku masih jauh untuk sampai ditahap itu. Kau tau aku membuka galeri hanya untuk diriku sendiri. Aku juga tidak tau apakah kemampuanku akan layak sampai disana atau tidak. Suatu saat aku ingin memiliki galeri yang besar, yang menampilkan karya orang lain, bukan hanya karyaku, yang bisa membantu para seniman lain untuk memasarkan karya berharga mereka. Seperti Coley. Dia cukup membantuku saat itu, menyenangkan bisa bekerja bersamanya"

"Santai saja, sesuatu yang besar harus dimulai dengan hal kecil dulu bukan? Ada rencana untuk mengadakan pameran?"

"Tentu. Entah kapan. Kami harus memulai perencanaan matang dan menemukan lokasinya"

"Beritahu aku kapan, aku akan datang"

"Sebaiknya aku tidak berharap kau bisa datang"

Alva tertawa, Sella sangat paham dia suka mengingkari janji karena jadwal yang bentrok, "Ngomong-ngomong dimana lukisan yang berharga itu?"

"Ku berikan pada Mommy Dave untuk hadiah ulang tahunnya"

"Tentu saja kau memberikannya untuk orang yang spesial"

Sella tersenyum mengingat hal bodoh yang ia lakukan beberapa waktu lalu, seharusnya ia tidak mengunggah lukisan itu di instagram story galerinya. Hadiah lukisan itu seketika menjadi viral.

"Bagaimanapun aku senang melihatmu sekarang. Kau bisa melakukan apa yang kau sukai"

"Thanks Al" sahut Sella tulus.

"Sekali lagi maaf aku tidak bisa datang di opening gallery-mu minggu lalu"

"Tidak apa, aku tau kau sibuk"

"Ku dengar Dave juga tidak datang"

"Ya, dia pergi ke Italia"

"Pekerjaan?"

"Apa lagi memangnya?" Sella menggigit kuku jarinya, tidak yakin dengan jawabannya sendiri.

"Mengapa kau ragu-ragu? Apa ada alasan lain dia pergi kesana?"

"Tentu saja tidak. Justru kupikir aku akan kesulitan jika Dave datang. Pasti kehadirannya akan banyak mengundang wartawan. Kau tau aku tidak suka menjadi pusat perhatian"

Mereka diam sejenak. Larut dalam pikiran masing-masing selama beberapa detik.

"Mama juga tidak disana karena pasti sibuk dengan keluarga barunya" ujar Alva, "kau pasti kecewa"

"Mama melakukan panggilan video dihari itu, aku mengerti dia tidak bisa datang. Tidak apa Al, ada Thea yang menemaniku, aku sudah cukup senang dengan adanya Thea. Memiliki studio galeri sendiri adalah impianku, jadi tidak ada alasan untuk tidak merasa senang"

"Thea?"

"Ya. Thea teman yang baik. Aku bersyukur memilikinya disini. Ah ya! Mommy Dave juga datang"

"Mrs. Garcia Martinez? Aku tidak percaya"

"Dia itu sangat menyukaiku tau, ku rasa dia lebih menyayangiku dari pada Dave"

"Hei nona Rosella Richardson, kau berpikir dunia ini benar-benar hanya mengitarimu ya? Percaya diri sekali"

Sella tergelak.

"Sebenarnya Granddad juga memintaku datang tapi sesuatu terjadi, jadi aku terpaksa membatalkan penerbanganku" cerita Alva.

"Granddad memintamu kemari?" suara Sella terkesiap, ia sulit percaya.

"Dia cukup mengkhawatirkanmu"

"Bukankah yang ia pedulikan hanya politik saja? Ia hanya khawatir aku menjadikannya badut"

"Jangan begitu, tentu saja dia peduli padamu. Kau cucunya, meskipun berulang kali kau menolak menggunakan nama Richardson, kau tetap bagian dari Richardson"

"Iya aku tau"

*****

Pokoknya yang manis-manis dulu deh yaa, sebelum konflik yang menerjang...

Maaf part ini pendek banget. Aku usahain di setiap part lebih dari 1000 word, tapi kurang dari 1500 word.

Jangan lupa tinggalkan komentar dan votenya ya teman-teman. Follow aku juga...
Aku usahain bisa rutin update 1 atau 2 kali dalam seminggu.

Sampai jumpa lagi!

💋
XoXo

TO FALL (This Autumn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang