Ch 17. Thief of Hearts

89 8 0
                                    

Haii guys...
Bagaimana kabar kalian hari ini?
Siap ya sama kebucinan Sella lagi,
Happy reading!

Dave meletakkan gelas wine dimeja bar saat mendengar Sella memasuki apartemen. Ia beranjak menghampiri gadis itu. Sella terlihat terhuyung. Melepas sepatu yang menurutnya mengganggu.

Dave memasukkan kedua tangannya kesaku celana, menunggu. Sella meninggalkan satu heelsnya lalu menyambar tas dan mantelnya yang terjatuh saat detik berikutnya pandangan mereka bertemu.

"Oh Tuan muda Martinez, disana kau rupanya"

Dave melihat Sella tersenyum samar, berjalan kearahnya dengan langkah tertatih-tatih. Tidak menyadari bahwa ia berjalan dengan satu heels yang membuat langkahnya semakin sulit.

"Berhenti disana! Jangan bergerak!" Meski berjalan terseok-seok Sella berhasil sampai padanya, lalu mencengkeram kerah kemeja Dave. Ia hampir terjatuh jika saja Dave tidak menangkap pinggangnya.

"Astaga Sella, berapa banyak kau minum?" Dave menahan amarah.

Sella mengerutkan kening terlihat terganggu dengan pertanyaan itu, "Banyak sekali! Tapi aku tidak menghabiskan uangmu! Aku memang miskin, tapi kakekku kaya"

Emosi Dave sejak tadi sudah memuncak, tapi melihat keadaan Sella seperti ini membuatnya merasa bersalah. Perlahan, secara alami amarahnya memudar.

"Kau tampan!" Sella tersenyum manis, jari telunjuknya menyentuh pipi Dave, "Menyebalkan" gerutunya sebelum tiba-tiba Sella terlihat marah, "Biarkan aku memukulmu sekali saja!" Dave membiarkan Sella memukuli dadanya, meluapkan emosinya. Sella lemas. Ia mabuk dan tidak berdaya, bahkan untuk berdiri dengan kakinya sendiri. Pukulannya tak berefek sedikitpun pada Dave. "Aku tidak bisa membencimu! Sialan....hiks" Sella menunduk, kemudian menangis. "Tanganku sakit..." rengeknya.

Perlahan Dave menggenggam jemari gadis itu yg masih mencengkeram kemeja didadanya. Sementara tangan satunya masih memegang erat pinggang Sella, menjaga agar tubuh gadis itu tetap bersandar padanya.

Dave melepas satu heels Sella yang tersisa, menyambar tas dan mantel Sella yang kemudian dia letakkan begitu saja dan tidak menghiraukan teriakan gadis itu yang kemudian mengatainya pencuri. Dave lalu mengangkat Sella ke gendongannya, membawanya kekamar dan menurunkannya diranjang mereka.

"Lepaskan aku! Dasar pencuri!"

Sella terus meracau tidak jelas. Berteriak. Sebentar tersenyum, sebentar marah lalu menangis dan tersenyum lagi.

"Aku sangat kesal! Mengapa aku menyukai pencuri sepertimu?" Sella menyentuh rahang Dave dengan kedua tangannya, kemudian memejamkan mata, "Kiss me" pintanya

Dave menghela nafas lalu menoyor kepala Sella dengan jari telunjuknya. "Kau mabuk, tidurlah"

"Mengapa kau menolakku? Apa karena wanita itu sudah kembali, jadi kau tidak menginginkanku lagi?"

Sella menangis lagi.

"Apa yg kau katakan?" Dave menghapus air mata gadis itu dengan ibu jarinya, "Istirahatlah"

"Tunggu dulu, ada yang ingin ku katakan" elak Sella

"Kita bicara besok. Kau harus istirahat, tidurlah..." Dave merebahkan tubuh Sella dan menarik selimut.

"Aku ingin mengatakan sesuatu"

"Aku tidak ingin berbicara dengan orang mabuk"

"Tunggu dulu!" Sella bangun, "Aku ingin..." gadis itu menutup mulutnya.

Dave melotot terkejut saat menyadari apa maksud gadis itu .

"Kau mau... Tunggu baby! Jangan lakukan disini, ayo ku bantu..." ucapan Dave terhenti saat tiba-tiba Sella menubruknya.

TO FALL (This Autumn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang