Dave menghentikan mobilnya tepat didepan studio galeri milik Sella. Ia melihat gadis itu tengah berbincang dengan beberapa tamu di living room. Dave merasa heran bagaimana Sella bisa seprofesional itu bahkan saat mereka sedang memiliki masalah. Sedangkan Dave saja memilih tidak pergi kekantor hari ini, jika ia tetap memaksa pergi percuma saja, Dave juga tidak akan bisa konsentrasi pada pekerjaannya. Tetapi lihatlah Sella, bahkan Dave melihat gadis itu sedang tersenyum sekarang. Dave tidak suka melihatnya seperti itu. Sella terlihat seolah dia akan baik-baik saja tanpa dirinya sekalipun.
Dave menghela nafas menenangkan diri. Tidak peduli Sella sedang apa, Dave harus menemuinya sekarang juga. Dave ingin mengajak Sella bicara dan cepat-cepat menyelesaikan masalah mereka. Dave tidak ingin perang dingin antara mereka berlanjut lebih lama. Ia tidak akan bisa fokus mengerjakan apapun jika terus begini. Dan lagi Dave merindukan Sella. Rindu saat-saat mereka bersama. Bercengkerama, bercanda, makan bersama, dan berangkat serta pulang bekerja bersama-sama. Akhir-akhir ini Sella berangkat dan pergi bekerja dengan mobilnya sendiri dan Dave tidak bisa mencegahnya. Dave heran bagaimana Sella bisa bertahan sebaik ini sedangkan Dave sendiri merasa kacau. Apa gadis itu tidak merindukannya? Benarkah begitu? Apa Sella mulai bosan dengannya? Tidak peduli lagi jika mereka akhirnya berpisah? Dave membuang nafasnya kasar lalu turun dari mobil, memantapkan langkahnya memasuki studio milik kekasihnya.
Sella yang tidak menyangka akan kedatangannya tentu saja terkejut.
"Dave?"
Dave meraih jemari gadis itu.
"Ikut aku"
Sella yang masih terkejut tidak bisa mengelak sampai Dave menyeretnya keluar dari living room.
"Tu-tunggu! Dave! Apa-apaan ini?"
Dave tidak mengindahkan protes Sella, ia tetap menyeret Sella mendekat kearah mobilnya terparkir.
"Dave! Lepaskan!" Sella melepaskan tangannya dari genggaman Dave, "Apa kau sudah gila? Kau pikir apa yang kau lakukan?"
"Ya, aku sudah gila! Ikut denganku"
Sella menepis saat pria itu kembali meraih tangannya.
"Belum cukup kau menyakitiku, sekarang kau ingin mempermalukanku?"
Sella melihat kearah dalam melalui dinding kaca, ke living room dimana Reed, Carter, dan tamunya sedang memperhatikan mereka dengan tatapan heran dan ingin tahu. Belum lagi beberapa orang lewat disekitar mereka. Dave hanya melirik mereka dan tidak peduli.
"Kau ingin mengacaukan hubungan kita lalu impianku juga?"
"Aku tidak ingin mengacaukan segalanya, maka ikut aku sekarang, kita perlu bicara"
"Aku tidak bisa bicara denganmu sekarang. Aku sedang meeting. Kau tidak tau aku sedang bicara dengan siapa"
"Aku tidak peduli. Aku ingin bicara denganmu sekarang. Ayo pulang!"
"Dave!" sekali lagi Sella menepis tangan Dave.
"Sella, kumohon ikut aku pulang sekarang. Kita harus bicara. Apa pekerjaanmu lebih penting dariku?"
Sella menatap Dave yang memandangnya pias. Seketika rasa iba dan perasaan bersalah muncul dibenaknya seperti biasa. Tapi Sella tidak ingin menyerah dengan egonya kali ini. "Aku tidak mau!" ujarnya bersikeras, "Aku tidak ingin merusak segalanya seperti dirimu yang merusak hari ulang tahunku. Aku disini untuk bekerja dan ada pekerjaan yang harus ku selesaikan"
"Sella! Aku akan memberitahumu" potong Dave dengan suara meninggi.
"Apa?!" sentak Sela tidak mau kalah, "A-apa?" tanya Sella sekali lagi tidak percaya pendengarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TO FALL (This Autumn)
RomanceFredericco Devin Martinez (Dave) dan Rosella Anne Richardson (Sella) bertemu dan saling jatuh cinta. Sudah 10 tahun bersama tapi masing-masing memiliki keraguan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Sampai Sella benar-benar menyadari Dave bu...