Ch 2. Sweet Monday

132 11 0
                                    

Happy reading all...

Sella sedang menyelesaikan makeup-nya saat Dave masuk ke walkin closet mereka. Seraya sedikit bersiul dan menggumam sebuah lagu, pria itu melepas jubah mandinya dan memakai pakaian kantor yang sudah dipilihkan Sella. Sesekali menoleh pada Sella yang nampak acuh akan keberadaannya. Gadis itu hanya melirik sebentar lewat pantulan kaca lalu memicing mengabaikan pacarnya yang sedang mencari perhatian. Selesai dengan aktivitasnya ia baru membantu lelaki itu mengancingkan kemejanya dan memakaikan dasi. Juga jam tangan. Lihatlah, perannya setiap hari sudah seperti seorang istri saja. Membuat sarapan dan membantu Dave bersiap kekantor. Hal itu sudah ia lakukan sejak lama, tepatnya setelah Dave mengajaknya tinggal bersama. Sella bertanya-tanya apakah setelah menikah nanti akan ada yang berbeda.

"Apa yang kau pikirkan?"

Jemari Dave mengelus pipinya lembut. Sella tersenyum dan menggeleng. Pria itu menundukkan kepalanya dan mencium pipinya.

"Aku bertanya-tanya setelah menikah nanti apakah akan ada yang berbeda atau tidak? Lihatlah, sekarang saja aku sudah seperti seorang istri. Membuatkanmu sarapan, membantumu bersiap. Apa bedanya kita menikah atau tidak"

"Tentu saja akan berbeda" Dave membawa Sella ke pelukannya, "Setelah menikah, kita akan terikat. Kau tidak akan bisa seenaknya kabur dariku lagi"

"Kapan aku kabur darimu?"

"Kau sering melakukannya"

Sella tersenyum, "Setelah menikah nanti aku ingin kau hanya milikku" ujarnya

"Tentu saja aku milikmu. Dan kau juga milikku"

"Aku tidak ingin kau memperhatikan wanita lain"

"Aku tidak mungkin melakukannya"

Mata Sella memicing tidak percaya.

"Kita lihat saja"

Dave mengeratkan pelukannya.

"Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu"

Mereka saling menatap dalam dan tersenyum. Dave mengecup singkat bibir Sella sebelum akhirnya mereka berciuman. Sella berjinjit dan mengalungkan kedua tangannya pada leher pria itu. Sementara Dave memeluk erat pinggangnya. Ia mengelus punggung sang gadis perlahan saat Sella mulai meremas sedikit rambutnya. Ciuman mereka terasa semakin intens. Dave memegang tengkuk Sella saat gadis itu tak lagi berjinjit. Pria itu sedikit membungkukan badannya dan memperdalam ciuman. Jemari Sella mengusap punggungnya. Mereka terengah kehilangan banyak pasokan oksigen begitu ciuman terlepas.

"Manis sekali" Dave mengusap bibir basah Sella dengan ibu jarinya.

"Kau merusak riasanku"

Dave hanya tersenyum lalu meraih dompet, ponsel, dan sapu tangan yang sudah gadis itu siapkan didepan meja rias.

"Ayo berangkat" ujarnya seraya menyerahkan tas kecil Sella.

Gadis itu menerimanya, mengaitkan tali tas dibahunya dan memastikan riasannya tidak berantakan sebelum akhirnya menyambut uluran tangan Dave. Pria itu menariknya mendekat dan melingkarkan tangannya dipinggang Sella dengan posesif. Membimbing langkah gadis itu meninggalkan apartemen mereka. Begitu tiba dilobi mereka disambut oleh Harper, Arlo, dan Leon. Asisten, sopir, dan bodyguard Dave yang sudah siap dengan limousine mewah untuk mengantar mereka.

"Selamat pagi Tuan, Nona" sapa mereka.

"Selamat pagi" balas Sella ceria seraya melenggang masuk ke mobil yang pintunya sudah terbuka, sedangkan Dave tetap angkuh seperti biasa.

Harper dan Leon menutup pintu mobil begitu Dave dan Sella masuk. Lalu mereka pergi dengan mobil lain.

*****

TO FALL (This Autumn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang