"Ketika orang yang telah lama pergi kembali lagi, apa yang harus hati ini lakukan agar tak merasa dilukai?"
.
----
Happy Reading
----"S-sayang?"
Novela bergidik jijik. Bulu kuduknya meremang membaca pesan antara ibunya dan seseorang yang tak dikenalinya.
"Pacar ... Mama?" gumam Novela.
Sumpah demi apapun, Novela tidak ingin berpikir yang aneh-aneh tentang ibunya, namun bukti sudah terpampang jelas di depan mata, di ponsel ibunya yang saat ini ia pegang, dalam pesan yang Novela baca begitu saja karena penasaran dengan pop-up yang muncul di layar.
Ia tak ingin ibunya seperti ini, tapi takut untuk memperingati. Di sisi lain, ia tak mau ayahnya dibohongi oleh istrinya sendiri. Apa yang harus Novela lakukan?
"Ma! Ayah pulang."
Tubuh Novela menegang. Ayahnya sudah pulang dari kantor, sedangkan ibunya masih diluar. Agatha sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya. Sedangkan Tara, adiknya itu sedang tidur di dalam kamarnya.
Di atas meja makan, baru ada nasi dan sayur sop yang dihangatkan. Ini memang belum waktunya makan malam, tapi kurang dari 15 menit lagi seharusnya sudah dimulai.
"Kak? Adek?" Ayah terus memanggil seirama dengan suara langkah kakinya yang semakin memasuki ke dalam ruangan.
Novela menarik napas dalam, dan menghembuskan perlahan. Dari arah ruangan meja makan yang menyatu dengan dapur, ia keluar untuk menyambut ayahnya.
"Ayah?" Novela mencium tangan ayahnya.
"Kak, mama sama yang lain mana?" tanya Tirta, ayahnya.
"Mama lagi keluar, katanya mau ke supermarket." Novela menjawab sesuai perintah ibunya sebelum pergi. "Kalo Kak Atha lagi kerja kelompok. Tara di kamar lagi tidur."
Tirta mengangguk. "Tolong taro tas sama sepatu Ayah, ya? Ayah mau mandi dulu."
Novela mengangguk. Namun, belum sempat ia mengambil tas yang ayahnya sodorkan, notifikasi pop-up muncul di layar ponsel ibunya.
Tirta mengambil ponsel itu dari tangan Novela, dan membaca pesan tersebut lebih jelas. Seketika, wajahnya langsung menggelap. Novela dapat merasakan bahwa ayahnya saat ini sangat geram.
"Apa ini, Vela?"
"Ayah, biar Vela aja yang bilang ke mama, oke?"
"Gak bisa. Kasih tau ke mana mama kamu itu pergi!"
"Vela gak ta—"
"KEMANA DIA PERGI, VELA?!"
"Ayah ...."
"VELA!!"
"Kenapa ini?!"
Novela semakin takut. Ibunya datang dan menginterupsi mereka. Terlihat ibunya sangat bingung dan kesal karena tadi sangat berisik.
"Kenapa handphone aku ada di kamu, Mas?"
Tamat. Mala tak membiarkan Novela untuk sekedar mencari solusi agar tidak timbul keributan.
"Mama, ayo kita makan dulu." Novela berkata dengan takut.
Mala memicing curiga. "Kamu yang ngambil handphone saya di atas meja makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Without 'You'
Teen Fiction[15+] Kehidupan Novela dan Agatha sudah dibuat menderita sejak kecil oleh ibu kandungnya sendiri. Mereka yang selalu dibandingkan, hidup dengan membenci satu sama lain. Perceraian orang tua. Kematian Deon. Kematian ayah mereka. Masalah datang bertub...