Bab 12 : Belum Cukup Hebat (2)

7 5 1
                                    

"Orang hebat tidak mengakui, tapi diakui. Tidak menuruti, tapi dituruti."

.

----
Happy Reading
----

Agatha tidak pernah menyangka—atau bahkan sekedar membayangkan—bahwa kekerasan yang didapat oleh Novela dari Mama akan semenyeramkan ini. Ia tidak pernah mengetahui bahwa Mama bisa begitu sangat menakutkan. Suara keras yang diciptakan telapak tangannya ketika menampar bulak-balik kedua pipi Novela, membuat Agatha menahan napas dengan pupil bergetar.

"Tidak mengakui, tapi diakui. Tidak menuruti, tapi dituruti. Itu adalah orang hebat."

Suara Mama yang selalu dalam dan dingin itu membuatnya merinding. Keterkejutannya belum juga berakhir karena lagi-lagi Mama menampar keras pipi Novela. Tapi, yang membuat Agatha tak habis pikir adalah kondisi adiknya itu yang benar-benar 'kacau'. Kacau tapi tak terdengar suara kekacauan sama sekali. Tidak terdengar teriakan kesakitan sama sekali.

"Dan kamu belum bisa melakukan itu."

Bisa Agatha lihat bagaimana akhirnya Novela tercekat. Tubuhnya yang berada dalam posisi tengkurap di lantai itu menjadi kaku. Agatha tak paham mengapa Novela jadi seperti itu. Apa kalimat Mama barusan memberikan dampak sebesar itu padanya?

"... Vela?"

Sekali itu Agatha mengakui bahwa Novela tidak lemah. Ketika tangannya berusaha menopang tubuh untuk duduk, ekspresi wajahnya benar-benar seperti Mama.

PLAK!

Agatha tersentak hingga mundur beberapa langkah. Tamparan itu membuat Novela kembali terkapar.

"Ya, kamu belum cukup hebat."

Standar Mama tak pernah bisa dibayangkan. Ketika orang lain yang baru mendapat satu piala kejuaraan tingkat nasional mungkin sudah bisa menjadikan kata HEBAT sebagai nama belakang mereka, tidak dengan Agatha dan Novela yang masih dianggap 'belum cukup hebat' padahal mereka sudah mendapatkan berbagai macam penghargaan.

Standar Mama tak masuk akal.

"Gimana sama Kak Atha?"

Sepertinya Agatha harus mengganti kata 'tidak lemah' menjadi 'gila'. Dengan wajah babak belur dan tubuh yang ia yakini merasa sakit karena terus tersungkur ke lantai, Novela masih gigih berdiri dan menatap Mama yang sedang dalam keadaan sensitif.

"Kamu dan dia berbeda, dasar tol*l!"

BUAGH!

Dan untuk kali ini, bukan telapak tangan yang terbuka, tapi telapak tangan yang terkepal kuat. Kepalan kuat dan hebat yang meluncur tepat ke perut, membuat suara kekacauan itu akhirnya terdengar bersamaan dengan darah yang keluar dari mulut.

"UHUK!! UKH! HAH ... HAH ...."

Agatha ... terdiam.

"Atha itu anak yang hebat!!" seru Ayah.

Agatha tahu ia egois, tapi ia rasa Novela pantas mendapatkan itu semua. Novela pantas untuk mendapat lebih dari itu sebagai karma karena telah menghancurkan banyak hal.

Jadi, saat Novela melihatnya dan bertanya tanpa suara.

Puas?

Agatha membalas senyuman Novela dengan sama persis, dan berucap tanpa suara, "Belum."

***

Jika sampai pelakunya ketahuan, Theo akan melakukan segala cara untuk memberi ganjaran padanya. Karena ....

Without 'You'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang