Bab 29 : Tanpa Penyesalan

4 4 0
                                    


"Bagian menyakitkan dari sebuah perjalanan adalah sebuah akhir yang tak sesuai harapan."

.

----
Happy Reading
----

"DASAR IBLIS JAHAT! APA YANG TELAH ANDA LAKUKAN PADA PUTRI ANDA SENDIRI?!"

Teriakan Lana terdengar bersamaan dengan kedatangan polisi yang tidak terduga.

"Semua diam di tempat!" Salah satu polisi mendekati Agatha yang berjalan menghadap mereka.

"Om, tolong tangkap Mama saya," ujar Agatha pada pemimpin polisi yang merupakan pamannya dan Novela.

Artito Valerio tersenyum pilu. Ia menepuk pucuk kepala keponakan pertamanya yang sudah berani untuk melaporkan ibu kandungnya sendiri.

"Kamu melakukan hal yang benar, Agatha," ucap Tito saat melihat bagaimana Novela—keponakannya yang sangat pendiam—terlihat tidak dalam kondisi baik.

Anak buah Tito langsung menahan tangan Mala yang ingin meraih Novela. Tangan Mala langsung diborgol.

"APA-APAAN INI?!" Mala terlihat tidak terima. "AGATHA! KAMU MELAPORKAN IBU KAMU SENDIRI?!"

Dean segera mendekati Agatha yang tertunduk. Ia merangkul gadis berambut coklat tua itu—berusaha menenangkan dan mengatakan bahwa yang dilakukannya adalah hal yang benar.

"Novela! Novela, kamu tidak mungkin diam saja melihat ibu kamu sendiri ditangkap polisi, kan?! Saya ... saya tidak salah, Novela."

Theo berjalan ke sisi Novela. Ia melepaskan jaketnya dan menyampirkannya ke pundak gadis bermata sayu itu.

"Vela ... Vela minta maaf, Mama." Novela memalingkan wajahnya. Ia berusaha mati-matian untuk menahan air mata yang sudah membendung.

"Kalian ... tega memasukkan ibu kalian sendiri ke penjara?! KALIAN TEGA?! DASAR ANAK DURHAKA—"

PLAK!

Hal mengejutkan terjadi. Semua tak menyangka bahwa Lana akan menampar Mala tanpa ragu sedikitpun.

"Tante ... Anda keterlaluan. Bagaimana bisa Anda masih menyebut diri Anda seorang 'ibu' tanpa tahu malu begitu?" Lana sudah menangis. "Seorang ibu tidak akan melakukan hal sekejam mencambuk anaknya sendiri, memaksa belajar setengah mati, menyuruh menjadi yang terbaik, apalagi sampai melindas jari tangan yang sangat berharga untuk anaknya sendiri."

Novela dan Agatha mencelus. Rasanya sakit mengingat setiap kejadian di masa lalu di mana mereka selalu dibandingkan dan dipaksa melakukan hal yang tidak mereka mau.

"Saya tidak punya seorang ibu, tapi saya tahu seorang ibu yang baik itu seperti apa." Lana mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya dengan kuat. "Apapun alasan Anda nanti, itu sama sekali tidak bisa membenarkan kekerasan yang telah Anda lakukan kepada Novela dan Kak Agatha baik secara fisik maupun mental."

Lana sedikit tenang saat merasakan seseorang mengusap kepalan tangannya. Dia adalah Naka.

"Baik. Saya akan membawa mantan kakak ipar saya sekarang." Tito tersenyum miris. Mantan kakak iparnya, ya ....

"Tolong perlakukan dengan baik, Om," ucap Novela yang berusaha tersenyum. Nyatanya, tangannya sedikit gemetar sambil merapatkan jaket milik Theo yang tersampir di pundaknya.

"Untukmu, Novela." Ia balas tersenyum.

Mala pun dibawa pergi tanpa ada perlawanan lagi. Sebelum benar-benar keluar dari kamar rawat Novela, Tito berkata, "Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian. Kalian adalah remaja-remaja hebat dan kuat."

Without 'You'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang