Bab 15 : Sosok Baru Novela (2)

6 5 0
                                    

"Jangan salahkan sosoknya yang tak normal. Karena ia telahir dari kehidupan yang tak masuk akal."

.

----
Happy Reading
----

Bunyi high heels yang mengetuk lantai menghentikan aksi saling tatap dari kedua gadis tersebut. Agatha yang pertama kali melongok ke lantai bawah, melihat ibu tirinya yang menatapnya dengan senyum lebar dan mata berbinar. Agatha balas tersenyum canggung dan beralih menatap Mala.


"Wasiat ayah bakal dibacain, jadi sebaiknya kita ke bawah." Agatha berjalan mendahului keduanya.

Kini giliran Novela yang menatap Mala. "Mama mau ikut denger? Kalau Mama sibuk, Vela bisa jadi telinga buat Mama."

"Gak perlu. Saya harus ikut mendengarnya secara langsung." Mala ikut pergi menyusul Agatha.

Novela mengembuskan napas pelan. Penawaran tadi hanyalah sebuah formalitas, dan ia bersyukur karena Mala menolaknya.

Hah ... Novela jadi ingin tertawa.

Mengapa dulu ia masih menaruh hormat pada Mala, meski wanita itu sudah membuat tubuhnya sudah tidak bisa disebut sebagai tubuh seorang perempuan lagi?

Yang Novela maksud adalah luka di sekujur tubuhnya yang tertutup pakaian.

"Apa yang gue harapin dulu, ya?"

Setelah menggumamkan kalimat tersebut dengan pahit, Novela ikut turun ke bawah. Meninggalkan sedikit perasaan sedih karena mengingat masa lalu. Saat ini Novela telah terlahir kembali. Terlahir dari kehidupannya yang tak normal.

Jadi jangan salahkan Novela jika ia menjadi sosok yang tak normal juga.

***

Cecilia pikir, suatu kejadian yang dapat menggetarkan hatinya hanya terjadi satu kali. Itupun sudah 3 tahun yang lalu. Namun, siapa sangka bahwa tahun ini ada lagi kejadian yang menggetarkan hatinya, dan getaran yang ditimbulkan lebih kuat.

Sudah sekitar dua bulan ia mengetahui bahwa mendiang ayah tirinya memiliki anak dari mantan istrinya. Jujur saja, Cecilia tidak peduli. Tapi ketika Bunda memberitahu wajah sulung anak tirinya, Cecilia tidak bisa merasa tidak peduli.

Jika Agatha yang menjadi kakak tirinya, bukankah otomatis Novela yang menjadi adik tirinya?

Apa yang bisa menandingi kebahagiaannya yang ternyata memiliki hubungan keluarga dengan Novela? Apa? Apakah ada hal lain yang bisa menandinginya?

Rasanya berdebar-debar setiap kali melihat Novela. Ia selalu menahan diri untuk tidak mendekatinya secara berlebihan selama di kelas, sehingga hanya bisa memperhatikannya dengan lekat. Bahkan tak jarang, ia juga mengikuti Novela sampai ke rumahnya.

Sebesar itu rasa suka Cecilia Adiya kepada seorang Novela Iriadna.

Jadi, ketika orang kepercayaan keluarga Valerio—yang ia jemput sebelum datang ke sini—selesai membacakan wasiat mendiang ayah tirinya, Cecil langsung menggenggam kedua tangan Novela yang duduk di hadapannya. Senyuman lebar yang mengekspresikan rasa sukanya itu tercetak jelas di wajahnya. Matanya berkilat penuh pesan tersirat.

Without 'You'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang