Katanya, hidup adalah serangkai rumit peristiwa yang terus berjalan sampai kita mati. Katanya, hidup adalah perjalanan menuju dunia akhir yang tak diketahui pasti. Katanya, hidup adalah permainan takdir yang menjatuhkan ekspetasi para pemimpi. Katanya, hidup adalah kesempatan untuk berbuat baik agar mendapat ketenangan hati.
Namun, apakah arti hidup bagi mereka yang terlahir di lingkungan yang kacau?
.
"NOVELA!"
Suara nyaring dari tangan yang menampar pipi tirus itu datang setelah teriakan marah seorang wanita yang berstatus sebagai ibunya.
"KAMU APAKAN BAJU SAYA?!"
"V-Vela ceroboh, Ma. Maafin Vela .... Setrika yang Vela pakai terlalu panas."
"SAYA TIDAK BUTUH ALASAN KAMU!"
Seolah matanya dibutakan oleh amarah, tiada henti-hentinya ia membentak dan mencaci anak sendiri. Jambakan, cubitan, semuanya memenuhi tubuh anak berusia 7 tahun itu. Tangisan anak itu tak mampu menyadarkan ibunya.
"KAMU TIDAK BERGUNA DIBANDING KAKAKMU YANG BISA MELAKUKAN PEKERJAAN APA SAJA DENGAN BENAR!"
Bagaimanakah bentuk dari 'kebaikan' yang dapat menenangkan hati?
.
"Kamu mau mempermalukan saya?!"
Gadis berusia 10 tahun yang ditanya itu hanya diam.
"Jawab saya Agatha!! APA KAMU ORANG IDIOT YANG BAHKAN MENDAPATKAN NILAI 90 SAJA TAK MAMPU, HAH?!!"
"Atha udah berusaha, Ma! Atha bahkan belajar!! Mama tau Atha gak suka belajar, tapi karena Mama, Atha rela belajar semaleman!! Apa nilai 89,5 itu gak ada apa-apanya di mata Mama?!" teriakan penuh rasa sakit itu meluncur.
Wanita yang melahirkannya itu meremas kertas ulangan matematika milik Agatha. Ia membuangnya ke sembarang arah, dan mencengkeram kuat rahang anak sulungnya.
"Kamu memang idiot," ucapnya penuh penekanan.
"Atha bukan idiot," balas anaknya tak kalah keras.
Ia melepaskan Agatha dengan kasar, lalu berjalan keluar setelah mengatakan, "Otak kecil kamu itu cocok dijadiin isi tempat sampah! Dibandingin sama otak adikmu yang beda setahun darimu, otak kamu kayak kotoran gak beradab!"
Apa mereka dapat melanjutkan hidup dan berperilaku baik?
.
"Gue capek sama lo ya, La! Kenapa lo pamer nilai akademik lo ke Mama, hah?! Lo sengaja? Sengaja mau gue dicaci abis-abisan sama Mama?!!" Kalimat putus asa itu dimuntahkan setelah ditahan bertahun-tahun.
Sang pemilik kamar yang sedang belajar dan tiba-tiba dihampiri oleh manusia dengan amarah yang memuncak, langsung berdiri dan tersenyum tak percaya.
"Lo pikir lo doang?! Gue juga capek!! Maksud lo juga apa pamer-pamer medali kejuaraan lo di bidang olahraga, hah?! Lo tau badan gue gak kayak lo!! Lo tau gue lemah dan gue benci itu!!"
"Lo-!"
"TAPI LO MALAH PAMER KE MAMA DAN BIKIN GUE HARUS PELAJARIN SEMUA BIDANG OLAHRAGA SUPAYA GAK DIBANDINGIN SAMA LO LAGI!!" Napasnya memburu, sesak. "Gue gak pamer, Kak .... Mama nanya, dan gue cuma jawab."
"GUE JUGA ENGGAK!! GUE JUGA GAK PAMER!! GUE KAYAK GINI KARENA GUE UDAH TERLALU MUAK DIBANDINGIN SAMA LO!"
Akankah kelak ada sinar terang untuk kehidupan mereka yang suram?
***
Antara dua jiwa yang tak ingin saling memaafkan, ada dua nurani yang menggandeng tanpa paksaan.
Kisah ini sudah lama sekali dimulai, tapi awal yang baru akan terjadi. Dua jiwa yang berada di atas lempengan es, dengan masing-masing nurani yang menemani, akan memulai segalanya dari sini.
Waktu yang menunggu keputusan mereka terus berjalan, tak pernah berhenti. Antara logika dan emosi, manakah akhirnya yang akan menjadi pasti?
Antara dendam dan kasih sayang, manakah yang akhirnya ... akan menang?
***
Halo untuk kamu yang membaca cerita ini!
Sebelumnya, saya minta maaf karena saya tidak bisa melanjutkan cerita Simulare, dan akhirnya memilih untuk mengganti cerita baru yang berjudul Without 'You' ini. Sepenuhnya salah saya karena Simulare itu terbentuk tanpa adanya gambaran yang jelas, jadi bener-bener stuck gitu aja di bab-bab awal. Dan saya harap, semoga kali ini, saya bisa menyelesaikan Without 'You' sebelum batas waktu 90 days writing marathon challange with Star'EB Publishing.
Aamiin ....
Lalu, akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada siapapun yang sudah membaca cerita Without 'You'.
Nb : Jika ada kesalahan ketik, boleh ditandain, ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without 'You'
Genç Kurgu[15+] Kehidupan Novela dan Agatha sudah dibuat menderita sejak kecil oleh ibu kandungnya sendiri. Mereka yang selalu dibandingkan, hidup dengan membenci satu sama lain. Perceraian orang tua. Kematian Deon. Kematian ayah mereka. Masalah datang bertub...