29

3.8K 436 62
                                    

Happy Reading<3

Apa kabar Nih?





"Awshhhhh...

"CHIKAAAAAAA.." Teriak Mami Aya melihat keadaan anaknya.

Aya pun belari menghampiri Chika yang sudah tergeletak di dekat anak tangga dengan darah yang mengalir di bagian selangkangan nya. Aya pun langsung berteriak histeris memanggil satpam rumahnya untuk membantu memindahkan Chika ke dalam mobil.

Setelah sampai du Rumah Sakit terdekat Chika langsung di tangani oleh dokter dan di masukan ke dalam Ruang Operasi. Aya dengan berat hati dan perasaan campur aduk menelfon menantunya.

Aran yang baru saja selesai meeting dan berjalan ke ruangannya menaikan alisnya sebelah melihat layar hpnya karena mertuanya tiba-tiba menelfon.

"Hallo Assalamu'alaikum Mi" Sapa Aran

"Hiks Wa-Wa'alaikumsalam Ran" Ucap Aya terbata bata

"Kenapa Mi? Kenapa Mami nangis? Chika mana Mi?" Tanya Aran khawatir

"Kamu ke RS **** " Ucap Aya

"Kamu hati-hati jangan ngebut" Sambung Aya lagi

"Aku kesana sekarang" Ucap Ara

"Assalamu'alaikum" sambung Ara dan langsung memutuskan sambungan

Setelah menelfon Aran Aya menghubungi orang tua Aran.

Setelah sampai di Rumah Sakit dengan perasaan tidak karuan Aran berlari mencari ruangan Chika. Karena Chika sudah keluar dari ruangan operasi dan di pindahan ke ruang inap.

Setelah sampai di depan ruangan Chika Ara gemetar ia melihat mertuanya tidak henti-hentinya menangis. Aran pun menghampiri mertuanya.

"Mi..

"Maaf Ran" Ucap Aya

"Untuk?"

"Mami ga bisa jaga Chika sama cucu Mami. Chika jatuh dari tangga dan anak kalian ga bisa tertolong" Ucap Aya lirih. Aran pun diam mematung mencerna ucapan mertuanya.

"Sekarang Chika mana Mi? Apa dia udah sadar?" Tanya Aran

"Udah tapi dia ga mau ketemu Mami. Makanya Mami keluar dia histeris dari tadi"

"Aran coba masuk ya Mi"

Aran pun masuk kedalam ruangan Chika disana Chika tidur menghadap langit-langit kamar dengan tatapan kosong dan air matanya yang terus mengalir dari mata indahnya. Aran melangkahkan kakinya berdiri di samping kiri ranjang Chika dan tangannya terulur mengusap air mata Chika tapi Chika menepis tangan Aran.

"Keluar" Lirih Chika

"Aku mau nemenin kamu sayang" Ucap Aran tak kalah lirih sampai meneteskan air matanya

"Aku bilang keluar, keluar, aku mau sendiri plis" Lirih Chika. Aran pun dengan berat hati keluar dari sana mungkin Chika emang benar-benar ingin sendiri saat ini.

Saat keluar Aran melihat sudah ada orang tuanya yang duduk di samping mertuanya dengan wajah yang khawatir. Aran duduk di samping Ayah dan Bundanya. Shani langsung memeluk putra semata wayangnya. Aran pun menyambut pelukan bundanya ia langsung menangis di dalam pelukan bundanya. Shani pun mengelus lembut kepala dan punggung putranya.

T.A.K.D.I.R [ CHIKARAN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang