•kertas penting

770 127 10
                                    

Jangan lupa vote!!


Satya baru saja sampai rumah langsung menuju kamar azka dia sangat ingin tahu apa isi dalam buku daily yang selama ini azka sembunyikan dari dirinya, dia sempat pernah melihat tapi yang dia dapat cuma gambaran abstrak.

Tanpa basa-basi dia langsung membuka laci yang sempat dia simpan buku daily disitu.

"LOH!"

"kok ga ada sih!!" Satya tetap mengeledahi disetiap laci-laci milik azka.

"Argh sialan siapa yang ngambil" wajah satya kelihatan frustasi, yang dia pikirkan sekarang adalah.

"Azka tau ga ya kalo bukunya hilang"

Disisi lain buku itu sudah ada ditangan orang lain.

.


.



.


Azka meneteskan air mata setelah menerima kertas yang dikasih oleh dokter datuka.

"Kenapa serumit ini Tuhan" dia memegang erat kertas itu.

"Azka" sean yang baru kembali keruangan azka kaget melihat temannya ini sedang menangis dilantai sambil memegang kertas.

"Azka kamu kenapa!!" Sean menggoyangkan badan azka.

"Itu apa?! sini lihat!!" Sean yang berusaha mengambil kertas itu dari tangan azka tapi azka malah menyembunyikan nya dibelakang tubuhnya.

"Azka sini lihat!!"  Akhirnya Sean mendapatkan kertas itu, dia baca dong kertas nya.

"A-azka, i-ini bener? " sean menutup mulutnya setelah mengetahui isi surat tersebut.

"Aka JAWAB AKU!!"

Azka mengangguk kan kepalanya.

Sean langsung memeluk azka erat seperti tidak ingin melepaskan nya.

"Aku minta maaf karena tidak bisa melakukan apapun" ucap sean dengan posisi yang masih sama dengan air mata yang ikut keluar karena suara tangisan azka.

"Gpp sean" ia membalas pelukan sean.

"Aku akan mengabari keluarga mu"

"Tidak perlu, mereka tidak akan memperdulikan ini"

.


.


.


Pagi hari dirumah sakit azka sudah sendiri saja sean tentu saja sekolah, apakah azka masih sekolah? Iya, dia disuruh oleh gurunya untuk beristirahat hingga tubuhnya sudah membaik.

Pagi ini dia memutuskan untuk berjemur dilapangan yang biasanya tempat berjemur buat pasien-pasien lain, dia memiliki tempat duduk dekat dengan seorang nenek.

"Nenek sudah lama disini?" basa-basi azka.

"Baru 10menit"

Jake cuma ber oh dalam hati.

"Kenapa kantung matamu sangat hitam? apakah kamu sering begadang?"

"Tidak" balas azka dengan senyuman.

Nenek itu langsung mengambil tangan azka.

"Kamu memiliki banyak luka dan beban, jangan berusaha memikul semuanya sendiri, tapi aku yakin tidak akan lama lagi luka itu akan berpisah dengan dirimu"

"Nenek tau dari mana?"

"Aku seorang peramal hahaha"

"Hahahaha nenek bisa aja"

"Habiskan waktu hidup mu untuk membahagiakan diri sendiri sebelum terlambat"

Setelah selesai berjemur azka memutuskan untuk mampir keruangan mama nya.

"Mama" azka langsung memeluk mama.

"Ayo bangun, ayo kita menghabiskan waktu bersama sebelum azka pergi mah"

"Azka pengen lihat mama bangun"

Pintu ruangan mama terbuka menampilkan papa yang baru saja masuk, setelah melihat itu azka memutuskan cabut dari ruangan mama, papa yang melihat itu cuma diam saja seperti tidak melihat apa-apa.

.


.


.


Seam membawakan bunga mawar untuk azka.

"Ini buat apa sean?"

"Berikan pada mama mu" azka mengerutkan alisnya, dia bingung dengan yang sean katakan.

"Kamu selalu memberikan mama mu bunga mawar, jadi aku pikir selama kamu disini belum bisa membeli bunga mawar untuk kamu kasih ke mama"

"Makasih sean" jawab azka dengan girang.

"Aku mau kerja kelompok sama temen kira-kira 2jam an lah gpp kan?"

"Ya gpp lah orang biasanya juga kamu tinggal sekolah"

"Ahahaha oke jaga diri ya"

Sean datang cuma untuk memberikan bunga mawar kepada azka.

"Loh kok sean tau kalo aku sering ngasih mama bunga mawar?!?"

Tiba-tiba pintu terbuka.

"Anu apa itu em, aku disuruh sean jaga kamu" ucap satya diambang pintu.

"Iya gpp sini masuk"

"Kamu udah makan?"

"Udah dari tadi, kamu?"

"Hehehe belum" dengan wajah cengengesan.

"Itu makan aja sean tadi bawain buat aku tapi ternyata aku udh makan"

"Iya" satya berdiri dari sofa menuju meja makan milik azka, saat ingin mengambil bungkusan makam dia melihat ada kertas terlihat sangat penting didalam.

"Ini ap___" Satya baru saja ingin mengambilnya tapi sudah diambil oleh azka.

"Ga satya" ucap azka sambil menggelengkan kepalanya berulangkali.

"Azka?"

Bab ini emosional nya kurang dapet tapi siapa tau di bab selanjutnya bisa dapet, hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab ini emosional nya kurang dapet tapi siapa tau di bab selanjutnya bisa dapet, hehehe

𝘼𝙣𝙜𝙖𝙣𝙠𝙪||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang