Jangan lupa vote!!
"Berikan pada ku" satya meminta azka memberikan kertas itu padanya.
"Engak satya" azka tetap menyembunyikan kertas itu dibelakang tubuhnya.
Satya sedang berancang-ancang ingin mengambil kertas itu tapi__
"Berhenti membuat masalah kalo aku bilang engak ya enggak"
"Aku cuma mau kamu ga sembunyikan sesuatu dari ku azka"
"Bakal aku kasih tau kok tapi enggak sekarang ok"
Satya menjauhkan diri dari azka dan memutuskan untuk duduk kembali.
"Keluarkan aku tidak akan mengambilnya"
"Tidak" azka menaruh kertas itu dibawah bantalnya.
Satya hanya bisa menghela nafas.
"Tidurlah"
"Tidak nnti kamu mengambilnya"
"Aku akan pergi cepat tidur" satya langsung keluar dari ruangan azka.
.
.
.
"Papa tidak mau bergerak lagi mencari bukti yang lebih valid?" satya sedang berduaan dengan papa diruangan mama.
"Bukti sudah ada, apa lagi yg mau dicari"
"Maksud papa azka pelakunya?"
"Siapa lagi kalo bukan dia"
Satya tersenyum kecut kepada papanya.
"Pah berfikir lah lebih logis sebelum terlambat" satya pun pergi dari hadapan papa.
Saat satya keluar dari ruangan dia melihat sean baru saja keluar dari ruangan azka.
"Sean!!"
"Apa sat?"
"Aku mau nanya" sean menaikkan kedua alisnya.
"Kamu tau kertas yang dipegang sama azka?"
"Kertas?"
"Azka sembunyiin kertas itu dariku"
"Aku juga ga tau dia kayaknya juga nyembunyi dariku deh sat"
"Kupikir kamu tau" satya dengan wajah menyesal.
"Aku cabut dulu ya sat"
"Maaf sat aku berpihak sama azka" ucap Sean dalam hati.
.
.
.
"Mereka tidak bisa memahamiku, tapi mereka bisa menghakimiku"
"Tidak perlu membuat mereka memahamimu, yang penting kamu memahami dirimu sendiri, walaupun itu susah"
"Kamu orang yang sangat baik untuk diajak berbicara, bisakah kita berteman?"
"Boleh, juan" juan menerima jabatan tangan azka.
"Sedang sakit apa kamu?"
"Aku? banyak"
"Jangan menyerah dunia masih membutuhkan seseorang seperti mu"
"Dan sebaliknya bukan?" Juan memiringkan kepalanya kepada azka.
"Ahahaha aku cabut dulu ya ini waktuku istirahat" azka berdiri dari tempat duduknya dan berpamitan pada juan.
"Iya sampai bertemu kembali azka" juan pun ikut kembali keruangan nya.
.
.
.
Azka sedang melamun melihat bingkai foto keluarganya dulu.
"Dulu papa janji bakal selalu ada buat azka, tapi apa? sekarang papa malah menjauhi ku"
"Walaupun mama jahat sama azka tapi azka rindu dipeluk mama"
"Bisakah kalian menanyakan kabar ku sekali saja itu udah membuat diriku bahagia"
"Aku harap disisa umurku ini, bisakah kalian memberikan kasih sayang?" Azka memeluk bingkai itu sambil menangis.
"Aku belum bisa memberitahu kalian soal ini karena aku pikir kalian ga mungkin peduli"
"Jika kalian tidak datang kepadaku saat ini maka datanglah dipemakamanku berikan aku bunga yang indah dan jangan lupa berdoa untuk diriku"
.
.
.
"Kak aku cuma mau kakak jujur"
"Sean kamu ga usah ikut masalah ini"
"TAPI AZKA SAHABAT KU DIA BERHAK MENDAPATKAN KEADILAN!!"
"JANGAN IKUT MASALAH ORANG DEWASA, KAMU EGOIS SEAN!!"
"aku egois karena kakak, aku cuma mau kakak ngakuin perbuatan yang kakak lakukan selama ini dihadapan azka dan meminta maaf, sampai azka menerima maaf itu"
.
.
.
"Tinggal menghitung hari"Kayaknya bab selanjutnya bakal banyak yang terkuak dari cerita ini,jangan lupa vote
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘼𝙣𝙜𝙖𝙣𝙠𝙪||
Teen Fiction"aku kuat, tapi tuhan yang ga kuat lihat aku kaya gini" langsung baca aja ya....