The Stranger 9 (END)

334 20 0
                                    

"Use this," ujar Jaehyung sambil melempar sebuah tas ransel pada Wonpil yang sibuk mengemasi bajunya di lantai. Dia sendiri lalu mendudukkan diri di sofa dan menyalakan ponsel. Main game, apa lagi.

"Jae," panggil Wonpil.

"Hm?"

"Apa kau pernah ke Korea?"

"Twice," jawab Jaehyung tanpa mengalihkan perhatian dari layar ponselnya.

"Kau tidak lahir di sana?" Wonpil heran, sebab wajah pemuda itu terlihat sangat Asia kontras dengan warga Amerika di sekitarnya.

"I was born in Argentina and ever lived in California, but I never been in Korea."

"Aku kira kau pindahan dari Korea," desis Wonpil.

"That's Brian. He's from Ilsan," jawab Jaehyung. "Why did you ask that?"

Wonpil menggelengkan kepala. "Cuma mau bilang, kalau ke Korea mainlah ke rumahku." Dia tersenyum.

"Kau punya rumah?" Jaehyung terkejut.

"Tentu saja! Tapi hanya apartemen kecil sih," jawab Wonpil. "Sejak SD aku sekolah di asrama dan sampai lulus kuliah tinggal di sana. Baru kali ini aku punya rumah sendiri."

"Asrama khusus wanita?" Tebak Jaehyung.

"Ne." Wonpil mengangguk.

"Pantas masih perawan," gumam Jaehyung pelan. "Orang tuamu?"

Wonpil terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu. "Ibuku sudah meninggal saat aku kecil," gadis tersebut mendesis. "Dia istri siri Ayah. Karena keluarga Ayah tidak suka padaku, jadi Ayah memasukkan aku ke asrama dan seluruh kebutuhanku dipenuhi lewat itu."

Gantian Jaehyung yang terdiam. Dia menoleh memandang Wonpil yang masih menata baju ke dalam tas.

"Maaf...aku tidak bermaksud menyinggung hal yang menyedihkan," desis Jaehyung. Wonpil menggelengkan kepala, bibirnya tersenyum.

"Itu cerita lama waktu aku kecil. Sekarang sudah tidak terasa apa-apa."

Jaehyung merosot dari sofa, ikut duduk di lantai.

"Lalu hubunganmu dengan keluarga ayahmu bagaimana sekarang?"

Wonpil mengedikkan bahu. "Mereka masih sensi dan tidak mau melihatku. Tapi aku akrab dengan anak laki-lakinya. Dia lebih muda dariku dan sangat kyeowo."

"Well..." Desis Jaehyung. "Everything can be imperfect but it needs be like this in order to make the story goes on. When something become perfect, the story ends."

Wonpil mengerjabkan mata, tidak mengerti maksud keseluruhan kalimat Jaehyung barusan.

"Forget it." Jaehyung menyeringai. "I easily forget you don't understand English well."

"A-aku akan belajar bahasa Inggris lebih rajin kalau sampai di Korea. Aku janji!" Wajah Wonpil memerah.

"Kau tidak membutuhkannya di sana," desis Jaehyung.

"Tapi kalau kau datang--" Wonpil terkejut dengan ucapannya sendiri.

"Kau berharap aku datang?" Mata kecil Jaehyung menatap manik bulat yang bergetar.

"A-aniya...kau sibuk..." Wonpil menundukkan kepala.

"You're so annoying. That's why I hate you," ujar Jaehyung.

"...maaf," bisik gadis mungil.

"But how can someone annoying be this cute?" Jaehyung menggumam seraya memajukan badan, tangannya meraih kepala Wonpil lalu mendekatkan wajah mereka. Kedua bibir bertemu, mengagetkan gadis mungil hingga pakaian di tangannya terjatuh lagi ke lantai. Jika diingat, dari sekian banyak ia berhubungan intim dengan Jaehyung tak pernah sekalipun pemuda itu mencium bibirnya.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang