The Stranger (Sequel) 6

2.5K 191 60
                                    

Malam itu tanggal 31 Desember, Mama mengajakku ke taman bermain setelah berhari-hari aku merengek minta diantar ke sana karena semua teman-temanku sudah pernah pergi ke sana.

"Mama, why did we never go to amusement park? I want go there! My friends did! Me too!" Begitu aku selalu membujuk Mama hingga akhirnya hari ini, di malam tahun baru, dia membawaku ke taman bermain.

Momen tahun baru membuat sekeliling kami ramai dan banyak orang, namun aku anak yang baik, aku tak pernah melepas tangan Mama dan terus memegangnya erat seperti yang selalu dibilang Mama padaku.

Mama membawaku bermain banyak wahana. Kami tertawa bersama. Mama terlihat bahagia, maka aku juga merasa senang.

"Wait here, Jae. I'll get us an ice cream. Be a good boy 'kay?" kata Mama sambil mendudukkan aku di depan permainan komidi putar. Aku mengangguk, tanpa lupa berpesan minta dibelikan rasa coklat.

Aku menunggu Mama selesai membeli es krim.

Aku tetap duduk layaknya anak baik dan terus menunggu Mama kembali dari membeli es krim, hingga aku sadar hari sudah malam, kembang api pergantian tahun juga mulai dinyalakan.

Mama tak pernah kembali dan aku masih duduk di kursi sampai dua orang polisi membawaku pergi.

"He's abandoned by his parents," ujar pak polisi saat menyerahkanku ke panti asuhan. "We investigated his house but no one was there. Look like his parents had plan about it."

Aku memandang wanita tua yang menjadi pemilik panti asuhan, tak mengerti kenapa pak polisi malah mengantarku ke sini dan bukan ke rumah atau kepada Mama.

"Why am I here?" tanyaku saat itu. "I am not orphan, I have Mama."

Lalu orang di sekitarku hanya diam saling memandang.

Aku masih tak mengerti apa yang terjadi padaku hingga umurku cukup banyak untuk memahaminya. Waktu itu aku kelas 5 sekolah dasar.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang