The Stranger (Sequel) 40

2.4K 192 66
                                    

Younghyun keluar kamar sudah dalam keadaan rapi dan wangi, bahkan tas telah tersampir di salah satu bahunya. Sambil memutar kunci mobil di ujung telunjuk ia bersiul-siul kecil melewati koridor menuju beranda apartemen.

"Morning," sebuah sapaan menghentikan langkah kaki Younghyun, membuatnya langsung menoleh dan baru ingat jika ia sedang punya tamu. Tamu dari rumah di depan kamarnya.

"Gotta work?" Sapa Jaehyung yang kelihatan santai sekali pagi-pagi belum mandi, duduk di kursi, menikmati secangkir teh hangat dengan game kesukaan layaknya dia kaisar penguasa kerajaan api. Younghyun sampai harus mencibir iri.

"And you?" Pemuda berpipi chubby membalas sinis.

"Aku masih cuti," Jaehyung mengedikkan bahu. Ekspresi wajahnya datar. "Merepotkan memang kalau sedang cuti begini, jadi tidak bisa bekerja." Kalimat barusan diucapkan dengan nada biasa, namun melihat tatap mata Jaehyung membuat Younghyun entah kenapa jadi merasa tersindir.

"SOMBOOONG! Sementang libur, PAMEEER! Riyaaaa'! CongKAAAAAK!" Pria yang lebih muda bersungut-sungut dan makin jengkel ketika temannya membalas dengan tawa ngakak. Kemana perginya Jaehyung yang kemarin depresi dan mengamuk? Sebab bagi Younghyun, dia yang sedang tertekan jauh lebih manusiawi dan tidak merugikan orang lain ketimbang saat mood-nya bagus begini, ia jadi savage dan gemar mengusili orang hingga membuat para darah rendah punya riwayat hipertensi dadakan.

"Mana Wonpil?" Tanya Younghyun mengambil cangkir teh Jaehyung untuk diminum isinya tanpa permisi.

"Beli garam," desis Jaehyung memandang isi cangkirnya yang telah kosong. Rasanya ingin sekali ia mencekik Younghyun karena sudah bersikap kurang ajar namun begitu ingat temannya tidak punya orang yang akan membuatkan dia teh, Jaehyung menahan niat barusan. Kasihan Younghyun, dia jomblo.

"Sendirian!?" Pria berpipi chubby nampak kaget.

"Yeah," jawab Jaehyung santai.

"Kau benar-benar keterlaluan," Younghyun mendesis memasang ekspresi tak percaya dibalas tatapan datar oleh temannya.

"Waddaya mean?" Tanya Jaehyung heran.

"Dude, she's your wife and she's pregnant with twins. Lalu kau membiarkan dia pergi membeli garam sendiri? Naik-turun 17 lantai, jalan kaki ke minimarket, dan nanti dia masih harus memasak! Kenapa bukan kau saja yang pergi!?" Nada suara Younghyun meninggi di akhir kalimat.

"Aku sudah menawarkan jasa untuk membelinya, tapi dia bilang dia akan beli sendiri. Lagipula minimarket di depan 'kan tidak jauh, apartemen ini juga punya lift. Please don't be overreacting," ujar Jaehyung.

"Tapi tetap saja kau harus membantunya! Dia tidak boleh kecapekan!" Younghyun masih ngotot.

"She said okay, 'kay!?" Jaehyung mulai terpancing untuk berdebat. "Besides, she's just pregnant and not in serious illness. She needs exercise to keep herself and the babies healthy."

"This is TOO MUCH exercise!" Younghyun menuding.

"Oh Man, c'mon~" pria yang lebih tua memutar mata. "I ain't bucin garis keras like you, okay. I'd like to let Wonpil knows I trust her in everything she chose--"

"It ain't about trust, it's about safety. As an husband you MUST protect your wife and children and make sure they're all safe--"

"THEY-ARE-FINE!" Potong Jaehyung.

"NO, YOU DON'T CARE!" balas Younghyun berapi-api. Untuk beberapa saat kedua pria tersebut hanya saling menatap tajam dipenuhi rasa kesal dan ego masing-masing yang enggan mengalah.

"Gimme back my two minutes! You lil shit! Why did I must respond to your babbling! Shit!" Jaehyung mencoba memukul temannya namun ditangkis cepat oleh Younghyun.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang