The Stranger (Sequel) 44

2.4K 185 28
                                    

Nguuung...

Suara geraman mesin vakum menyentak kedua mata Jaehyung untuk terbuka. Ia melenguh, bergerak terlentang dan menggeliatkan badan. Untuk beberapa saat pemuda tersebut hanya menatap gamang pada langit-langit kamar, masih proses mengumpulkan kesadaran, setelahnya baru dia bangkit duduk sambil menguap.

Jaehyung mendongak, memandang jam di atas televisi LED yang menunjukkan pukul empat sore. Dia menoleh pada orang yang masih terlelap di dekatnya, menaikkan ujung selimut untuk menutupi punggung serta pundak Wonpil yang telanjang baru kemudian beranjak turun dari tempat tidur.

Pria tinggi mengambil pakaian yang berserakan di lantai dan membawanya ke kamar mandi. Tak lama terdengar suara air mengucur dari shower.

Tidak sampai dua puluh menit Jaehyung sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, handuk di leher, dan badan cuma memakai celana sementara dadanya ia biarkan topless. Pemuda tersebut berjalan keluar kamar, tak lupa menutup pintunya lagi dan menuju dapur.

"Selamat sore, Bibi," sapa Jaehyung pada seorang wanita paruh baya yang sedang membersihkan ruang tamu. Asisten rumah tangga bayaran Papa Tuan itu terlonjak kaget ketika mendengar suara di belakangnya dan sontak membalikkan badan. Ia langsung membungkuk begitu yang dilihat ternyata adalah si pemilik rumah.

"Selamat sore, Tuan. Anu maaf, apa suara mesin vakumnya mengganggu istirahat anda? Maafkan saya." Bibi ART membungkukkan badan berkali-kali.

"Aniyo," Jaehyung menggelengkan kepala sambil mengulum senyum kecil. Tangannya memegang sebotol air minum yang diambil dari dapur.

"Terima kasih karena sudah bekerja keras merawat tempat ini dan juga--" Jaehyung menggarukkan ujung jari ke rahang pipi. "--maaf soal kemarin, Bibi pasti sangat kerepotan membereskan kekacauan yang aku buat."

Bibi ART buru-buru menggelengkan kepala. "Itu sudah menjadi tugas saya, Tuan. Jika anda butuh jasa saya, silahkan panggil saya kapan saja."

Jaehyung menghela napas lega. "Ne..." Ia mendesis.

"Anu maaf, saya belum membersihkan kamar anda karena tadi saya lihat ada sepatu di depan--"

"Ah, itu--tidak apa-apa. Tidak perlu dibersihkan, lagipula kami tidak akan lama di sini," ujar Jaehyung.

"Anda bersama istri?" Tanya bibi ART hati-hati dijawab dengan anggukan oleh majikannya.

"Kalau begitu baiklah. Selamat menikmati waktu anda, Tuan." Bibi ART membungkukkan badan sopan.

"Bisa minta tolong nanti sekalian memasak makan malam, Bi? Buat saja untuk empat orang," pinta Jaehyung.

"Baik, Tuan."

"Thank you." Jaehyung tersenyum lagi sebelum beranjak kembali ke kamar tidur.

Seperginya pria tinggi, bibi ART langsung menelengkan kepala. Ekspresi wajah wanita tersebut menampakkan rasa keheranan yang sangat kentara.

"Tuan Jaehyung...sejak kapan jadi ramah begini?" Ia mendesis tak percaya. "Padahal dulu kalau berpapasan dia cuma menganggukkan kepala dan hampir tidak bicara sama sekali. Sekarang ia minta maaf, berterima kasih, dan bahkan tersenyum...astaga! Apa yang sudah terjadi padanya? Kenapa dia jadi sangat manis?" Bibi ART heboh sendiri.

Di dalam kamar, Jaehyung meneguk air mineral lalu meletakkan botolnya ke nakas dan kembali berbaring di ranjang. Ia mendekatkan diri pada tubuh hangat Wonpil, menguselkan wajah di belakang leher gadis tersebut membuatnya ikut terbangun.

"Jae..." Terdengar suara serak menggumam.

"Hm?" Balas Jaehyung memandang istrinya bergerak terlentang dan menggeliat pelan.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang