The Stranger (Sequel) 33

2.1K 186 10
                                    

"Jae, kau sudah siap?" Tanya Wonpil ketika masuk kamar usai membereskan meja makan. Gadis itu tersenyum melihat suaminya telah selesai mandi dan bahkan sudah berpakaian rapi. Dia meraih lotion, meratakan secukupnya ke tangan baru kemudian memakai dua cincin pernikahan serta pertunangan yang tadi dilepas ketika mandi dan memasak. Melihat Jaehyung kesulitan menggulung lengan kemeja, Wonpil segera mendekat untuk melipatnya rapi.

"Sudah selesai~" gadis bertubuh mungil tersenyum sembari mendongak menatap kedua mata sipit yang juga mengarah padanya. Selama beberapa detik mereka hanya begitu, saling bertatapan hingga kemudian Wonpil yang terkekeh lebih dulu. Dipeluknya tubuh Jaehyung penuh kasih sayang dan pria tinggi tak tahu harus membalas bagaimana ungkapan cinta sebesar ini sebab ia pun juga selalu menghindari pelukan dari Papa Tuan, maka lelaki tersebut cuma diam bagai patung.

Wonpil menghirup dalam-dalam aroma sabun bercampur parfum dari badan suaminya. Dia mendongakkan kepala, meletakkan dagu di dada Jaehyung.

"Aku suka baumu," gumam gadis itu.

"Kau mau berangkat jam berapa?" tanya Jaehyung datar.

"Sekarang~" Wonpil tersenyum lebar, tidak merasa tersinggung atau apa dengan kalimat balasan barusan. Ia bahkan berjalan sambil melompat-lompat kecil meraih tas serta mantelnya.

"Mampir toko bunga ya. Beli bunga kesukaan Eomma dulu," pinta Wonpil.

"Kau mau bawa bunga dari sini sampai sana?" Jaehyung nampak terkejut.

"Ne. Kenapa?" istrinya balik bertanya heran.

"Yang ada kita tidak akan sampai di kuburan ibumu tapi di UGD."

"...kok bisa?" Wonpil semakin heran.

"Aku alergi bunga. Aku akan bersin sampai mati kalau berdekatan dengan bunga," jawab Jaehyung membuat kedua mata bulat gadisnya membeliak kaget.

"Benarkah!? Ka-kalau begitu tidak usah beli bunga--"

"Beli saja di dekat lokasi. Pasti ada yang menjualnya nanti," ujar Jaehyung menyambar jaket dan berjalan keluar kamar. Wonpil mengikuti di belakang.

"Anu, kalau kau alergi tidak usah beli juga tidak apa-apa!"

Jaehyung berhenti berjalan, membalikkan badan membuat istrinya sekejab menghentikan gerakan.

"Aku bilang, beli-saja-di-sana." Pemuda tinggi menegaskan per kata di kalimatnya. "Aku tidak bilang kau tidak boleh membawanya!"

Wonpil terdiam. Kemudian menganggukkan kepala.

"Ne..."

Jaehyung berdecak. "Kapan kau bisa memprioritaskan keinginanmu sendiri?" ia menggumam kesal. "Sesekali jadilah egois. Paksa aku menuruti kemauanmu. Jangan terus mengalah pada orang lain seperti orang bodoh. Kau bukan kerbau yang dicucuk hidungnya!"

Wonpil mengerjabkan mata, tidak mengerti kenapa tiba-tiba kena marah. Namun karena suaminya nampak begitu kesal, maka dia hanya bisa kembali menganggukkan kepala.

"Ne," jawabnya lagi makin membuat Jaehyung gemas. Dengan sebal dia menghentakkan kaki lantas memilih beranjak pergi sebelum melakukan hal lain yang lebih keterlaluan.

"Jae, tunggu~" pinta Wonpil menyusul langkah panjang lelakinya menuju beranda.
.
.
In the end I did nothing for the fcking holidays, Younghyun menghela napas panjang sembari menyisir rambut di depan cermin. Dengan kesal dia melempar sisirnya ke meja rias. Kesehatan pria tersebut sudah pulih, perawat telah pulang, dan hari ini ia harus kembali masuk kantor.

Younghyun menghela napas lagi, merasakan penyesalan terbesar telah melewatkan hari liburnya yang berharga dengan tepar di tempat tidur. Apalagi ketika ingat ia juga tidak sadar sudah dijenguk Dowoon dan sejak itu Dowoon tidak pernah lagi datang ke rumahnya. Younghyun mengacak frustasi rambut yang sudah tertata rapi.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang