The Stranger (Sequel) 12

2.6K 200 36
                                    

Jam hampir menunjukkan waktu makan siang saat Wonpil dan Jaehyung keluar rumah untuk menemui ayah gadis itu. Pemuda tinggi menghela napas panjang ketika sampai di dekat mobilnya yang terparkir mepet tepi jalan tak jauh dari belokan menuju gang rumah Wonpil.

"Wae?" tanya gadis mungil heran melihat Jaehyung berhenti dan menatap kendaraannya dengan mata seolah tengah menimbang dua pilihan terberat dalam hidup.

"Aku malas menyetir." Pria itu menyodorkan kunci yang diterima bingung oleh Wonpil. "Kau punya driving license 'kan?" tanyanya lantas berjalan menuju kursi penumpang dekat sopir.

"Tapi aku sudah lama tidak menyetir," ujar Wonpil gugup.

"Badanmu akan ingat sendiri. The feeling of driving," sahut Jaehyung sembari masuk ke dalam mobil.

"...benarkah?" desis Wonpil.

Dan keputusan Jaehyung untuk membiarkan gadis itu menyetir menjadi hal yang akan paling dia sesali seumur hidup.
.
.
"Be careful!"

"HEY!"

"Slowly!"

"BRAKE!"

"STOOOP!" Suara Jaehyung melengking berkali-kali.

BRAK!

Pemuda tinggi buru-buru melepas sabuk pengaman dan melompat keluar mobil.

"SHIT!" Dia mengerang melihat salah satu lampu depan mobilnya ringsek sekalian sepertiga dari bumper akibat menabrak dinding tepi jalan. Untung saja dindingnya tidak rusak, jadi tidak perlu mengurus ganti rugi.

Jaehyung berdecak keras, menatap tajam pada Wonpil yang sudah pucat pasi memandang hasil kesalahannya.

"You just touched it for fcking FIVE MINUTES!"

"Maaf..." bisik gadis mungil bergetar.

"Hiiih...!" Jaehyung mengacungkan tinjunya gemas membuat Wonpil mengerut ketakutan mengira akan kena pukul.

Namun untungnya tidak.

"MASUK! DUDUK BELAKANG!" Titah pria tinggi gusar, membuka pintu pengemudi dan membantingnya keras. Sementara Wonpil buru-buru masuk lalu mendudukkan diri di kursi bagian tengah dari mobil sport yang memiliki ban besar serta body lebih tinggi dari mobil mahal kebanyakan.
.
.
Jaehyung meninggalkan mobilnya untuk diperbaiki di bengkel dan melanjutkan perjalanan dengan naik bus. Beruntung hanya tinggal satu halte untuk sampai ke restoran yang telah disepakati.

"Kau kenapa?" tanya Jaehyung heran melihat Wonpil sejak tadi terus mengusap kedua tangannya sendiri bergantian.

Gadis mungil menjawab dengan gelengan.

"Kau gugup?"

"Kau tidak?" Balas Wonpil heran, dalam hati takjub melihat fakta betapa santai pria di dekatnya. Jaehyung sekarang bahkan cuma memakai celana jeans, kaos, dan hoodie, tidak berdandan rapi layaknya akan bertemu dengan calon mertua seolah tak ada keinginan sama sekali dalam dirinya untuk menjaga image.

"Buat apa?" Jaehyung melenggang, memasukkan kedua tangan ke saku hoodie lantas berjalan menuju pintu masuk restoran. Wonpil mengikuti di belakangnya.
.
.
"Appa," Wonpil yang pertama menyapa seorang pria paruh baya yang tengah duduk sendirian di salah satu bilik privat restoran. Pria itu terkejut, terlebih ketika melihat putrinya datang dengan seorang yang sangat ia kenal.

"Pak Produser, selamat siang." Ayah Wonpil langsung membungkukkan badan hingga sudut 90 derajat, membuat sang putri kaget bukan kepalang dan spontan menoleh pada Jaehyung yang balik menatapnya datar.

"What?"

"Kau...Appa..." Wonpil menunjuk ayahnya dan Jaehyung bergantian.

"Dia karyawan temanku dan pernah satu kali mengurus marketing filmku di Korea," jelas pemuda tinggi santai, menarik salah satu kursi berhadapan dengan ayah Wonpil dan mendudukkan diri tenang di sana.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang