The Stranger (Sequel) 4

2.7K 206 66
                                    

Jaehyung membuang napas panjang. Suaranya terdengar keras mengesankan sebuah kekecewaan. Pria itu menyimpan kartu kredit ke dalam dompet lalu beranjak, berjalan melewati Wonpil tanpa mengatakan apa-apa. Gadis mungil sendiri hanya dapat berdiri diam, menggenggam kedua tangan dengan isi dada bertamburan sebab tidak mengira akan dapat bertemu lagi dengan lelaki tersebut.

"Wonpil-ah, kau mengenalnya?" Suara teguran Sana menyadarkan Wonpil. Sekejab dia mengedarkan pandangan, baru sadar jika Jaehyung tak lagi di dalam minimarket dan langsung berlari keluar.

"Jae!" Panggil Wonpil pada sosok tinggi yang tidak menghentikan langkah kaki, bahkan terkesan mempercepat jalannya.

"Jae!" Beruntung sepasang kaki pendek Wonpil cukup bisa diajak bekerja sama, ia berhasil meraih lengan pemuda tinggi dan menghalangi ayunan kakinya. Gadis mungil tersenyum, namun pria tirus balik menatapnya dingin.

"Kau...benar-benar ke Korea?" Desis Wonpil, napasnya nampak terengah tapi wajahnya cerah dengan sebentuk senyum cantik yang tersungging.

"Jangan salah paham," desis Jaehyung. "Aku ke sini bukan untuk bertemu denganmu. Minggir." Dengan kasar disingkirkannya tubuh mungil ke samping hingga wanita tersebut terjajar hampir jatuh.

Kruukk~

Mendadak sebuah suara familiar terdengar, pelan namun masih dapat ditangkap oleh telinga Wonpil.

"Jae," panggil gadis itu. "Kau lapar?"

Perlahan langkah kaki Jaehyung berhenti meski dia tidak menolehkan kepala memandang lawan bicaranya.

"Shift-ku sudah selesai. Mau mampir ke tempatku untuk makan?"

Sial, tawaran yang sulit ditolak. Apalagi jika kemudian di benak Jaehyung terbayang jejeran piring dan mangkuk berisi makanan rumahan yang pasti lebih menggiurkan daripada sekerat roti di tangannya sekarang.

Kruuukkk~ perut pemuda tersebut kembali berbunyi lebih panjang, efek dari imajinasinya soal meja makan.

Jaehyung membalikkan badan. Kedua pipi nampak agak bersemu merah muda.

"...boleh?" Desisnya.

Wonpil tersenyum lebar lantas menganggukkan kepala. "Tapi aku harus ganti baju dan bersiap-siap. Kau mau menunggu 'kan?"

Jaehyung mengangguk kecil meski sebenarnya sedikit merasa gengsi.

"Kita kembali dulu ke minimarket," ajak Wonpil membalikkan badan, berjalan ke arah berlawanan dari tujuan Jaehyung diikuti pemuda tersebut.
.
.
"Bye bye, Wonpil-ah~" Sana melambaikan tangan pada rekan kerjanya yang membalas dengan hal serupa. Wanita chubby itu melirik sejenak pada sosok Jaehyung yang duduk menghisap rokok di salah satu kursi yang disediakan di depan minimarket.

Wonpil benar-benar mengenalnya? Kenapa dia bisa kenal dengan orang yang kelihatan nganggur dan berantakan begitu? Pertanyaan ini cuma dapat dibatin oleh Sana tanpa berani ia utarakan karena tak ingin menghakimi pria pilihan temannya.

"Ayo," ujar Wonpil saat Jaehyung menoleh menyadari kedatangannya. "Tidak apa-apa 'kan kalau naik bus? Rumahku dua halte dari sini."

"Hm," jawab Jaehyung mematikan puntung rokok lalu membuangnya ke tempat sampah. Dia berjalan memasukkan tangan ke saku jaket, roti sudah habis dibuat mengganjal perut yang tak berhenti meronta.

Beruntung bus yang biasa dinaiki Wonpil tidak lama datang dan masih punya lumayan banyak kursi kosong di jam ramai orang pulang sekolah serta pulang kerja begini. Gadis itu duduk di salah satu kursi tunggal dan Jaehyung mendapat tempat di depannya. Dari belakang Wonpil menatap puncak rambut coklat pria tinggi yang nampak melebihi sandaran kursi, ia mengulum senyum, menghitung sudah berapa lama terakhir kali bertemu Jaehyung namun lelaki tersebut nampak sama sekali tak berubah. Masih dingin, berantakan, dan terlihat seperti orang kecapekan sepanjang hari.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang