The Stranger (Sequel) 15

2.7K 216 64
                                    

Terima kasih karena book ini semakin ramai voment-nya
Myka terharu~🤧
.
.
.
"MY PRINCESS BAMBAM~" Sapaan Papa Tuan terdengar khas oleh Bambam yang menyambutnya dengan kedua tangan terbentang dan sebuah pelukan.

"Kapan Papa sampai?" tanya wanita ramping dengan kasual, sudah terbiasa akan sikap unik ayah mertuanya.

"Kemarin lusa. Tapi habis itu terkena jetlag seharian jadi baru bisa keluar rumah hari ini. HOHOHO~" jawab Papa Tuan. "Kau semakin cantik saja!"

"Thank you~" Bambam mengibaskan rambutnya centil, beranjak mendekati Mark untuk mendaratkan satu ciuman di bibir suaminya sebelum menyapa, "I miss you~"

"Miss you too~" Mark tersenyum membalas. Pasangan suami-istri ini memang memiliki rumah yang berbeda di Korea. Mark tinggal di gedung apartemen yang sama dengan Jaehyung serta Younghyun, meski setelah menikah dia banyak menghabiskan waktunya di tempat Bambam. Namun karena sejak kemarin Mark harus menemani sang ayah yang baru datang dari Amerika, secara otomatis dia pulang ke rumahnya sendiri dan tidak bisa bersama istrinya.

"Wonpil-ah, hi hello~" Bambam beralih pada kedua tamu yang datang bersama suami serta ayah mertuanya. Dengan hangat dia memeluk tubuh mungil Wonpil. "Kau sudah siap?"

"Siap apa?" balas gadis berambut hitam dengan polos, belum nyambung akan maksud Bambam.

"Mengukur gaun pernikahanmu." Istri Mark menjawab gemas, ingin sekali mencubit pipi wanita di depannya namun takut pada sang pawang yang berdiri tegap di sampingnya.

"Jinyoung Eonnie belum datang, kau harus menunggu," sambung Bambam beralih ke Jaehyung.

"'Kay," pria tinggi membalas singkat, langsung beranjak meninggalkan pintu masuk butik, berjalan melewati kedua gadis itu menuju ruang produksi yang berada di dalam tanpa segan tanpa mengucapkan permisi seolah dialah pemilik tempat tersebut.

"Ck, orang itu tidak berubah. Suka menyelonong seenaknya," decak Bambam kesal.

"Kau bicara seperti tidak kenal dia saja," sahut Mark, mengusap lembut puncak kepala istrinya lalu menyusul sang kakak diikuti oleh Papa Tuan.

"Ayo kita ukur badanmu dulu," ajak Bambam, merangkul lengan Wonpil dan membawanya menuju ruang produksi tempat ia serta beberapa pegawai butik merancang serta menjahit baju yang nantinya akan dipajang di etalase.
.
.
"Ini model gaun yang pernah aku buat. Kalau kau ada special request katakan saja, tapi mungkin produksinya akan molor beberapa hari tergantung tingkat kesukaran yang ada," ujar Bambam menyerahkan dua buku katalog pada Jaehyung yang sendirian di sofa. Mark serta Papa Tuan memilih untuk keluar, duduk di balkon, bercengkerama sambil menikmati secangkir kopi dan semilir angin musim dingin Korea.

Sementara pemuda bermata sipit melihat-lihat model baju, sang desainer mulai mengukur badan calon pengantin wanita.

"Sudah berapa minggu?" tanya Bambam sambil mengelus lembut permukaan perut Wonpil ketika sedang mengukur lingkar pinggang gadis tersebut.

"Sepuluh minggu," jawab Wonpil sambil tersenyum.

"Wah, anak kembar memang hebat ya~ dulu temanku 12 minggu masih belum kelihatan dia sedang hamil, tapi perutmu sudah terlihat kaku." Bambam menekan pelan bagian rahim gadis yang hanya menjawab dengan senyuman. "Sakit?"

Wonpil menggeleng.

"Jae, look like her tummy will get bigger in three weeks," ujar Bambam seraya menoleh pada Jaehyung yang terdiam sebentar.

The StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang