5. Pelukan dan mimpi yang terasa seperti kenyataan.

255 30 1
                                    




cr.mediatotheowner
tomikousama, 2024





Pada masa lampau, seorang lelaki kembali melangkahkan kaki menyusuri engawa dari sebuah bangunan kediaman megah yang kala itu terkenal sebagai ‘mansion kupu-kupu’ milik seorang rekan dari keanggotaan sebuah organisasi yang sama pada masa itu.

Bangunan ini sendiri pada dasarnya sering kali digunakan sebagai tempat pemulihan bagi para anggota organisasi yang ia ikuti bersama sosok rekan itu, namun beberapa waktu belakangan ia mendapat kabar bahwa pintu masuk utama kediaman ini tiba-tiba saja ditutup rapat dan semua orang di dalam sini meminta para kakushi untuk mencarikan tempat pemulihan lain bagi para anggota organisasi yang mengalami luka dan harus mendapatkan tindakan pemulihan.

Setelah setengah jam ini mencari tahu tentang penyebab hal tersebut, sosok lelaki dengan manik kebiruan itu akhirnya mengetahui bahwa permintaan aneh kepada para kakushi tersebut ternyata merupakan titah langsung dari pemilik bangunan kediaman megah ini.

Itu rekannya, seorang wanita bersurai pendek yang sehari-hari selalu disanggul rapih menggunakan jepit kupu-kupu berukuran sedang.

Ia sama sekali tidak mengerti mengapa wanita itu sampai menutup rapat pintu masuk utama kediaman ini dan tak lagi menerima para anggota yang terluka, selama ini pribadinya selalu menjadi seseorang yang senang hati mengobati orang lain, namun tiba-tiba saja hal seperti ini terjadi, itu tentu saja aneh sekali sampai sang tetua siang tadi lantas memintanya untuk mengecek keadaan di kediaman ini dan kala baru masuk saja kesuraman sudah begitu terasa menyelimuti orang lain, ini bahkan lebih parah dari miliknya.

Semua orang bukan tidak tahu tentang duka yang menyebabkan kesuraman ini, dan karena itulah langkah si lelaki bermanik kebiruan tersebut kian tergesah kala sejak tadi tidak kunjung menemukan keberadaan sang rekan yang ia cari meski sudah mengajukan tanya beberapa kali kepada orang lain di dalam kediaman ini dan mengikuti arah tunjuk mereka yang memang terus disertai dengan kata mungkin di dalamnya.

Entah dimana wanita itu, terlebih kala baru saja hujan yang begitu deras turun.. langkah sosok lelaki bermanik kebiruan yang sejak tadi mencarinya tersebut berhenti, baru saja sedang memikirkan sang hujan yang entah mengapa turun sederas ini— ia akhirnya berhasil mendapati keberadaan sosok yang ia cari sejak kedatangan tadi.

Sosok wanita dengan tubuh yang masih terbalut seragam serupa seperti miliknya, ia di sana.. di taman belakang kediaman kupu-kupu, terbaring pada tanah dengan sebuah pedang kayu yang sudah nyaris terlepas dari genggamannya.

“Kocho!” lelaki itu berseru dengan segala keterkejutan, segera berlari keluar menerobos hujan deras untuk menghampiri tubuh mungil wanita yang sudah basah kuyup itu.

Pedang kayu yang biasa digunakan sebagai benda untuk latihan sebagai seorang ahli pedang pada masa itu lantas benar terlepas dari genggaman usai tubuh mungil wanita tersebut bergerak terangkat dengan mudah oleh si lelaki bermanik kebiruan.

Dengan tergesah ia membaringkan wanita itu pada lantai kayu dari beranda musim panas kediaman, nampak jelas sekali bahwa wanita itu sudah memucat dan sudut bibirnya— di sana masih ada tetesan bercak darah yang masih baru sekali sampai hujan saja tidak mampu melunturkan.

Wanita itu sedang latihan, melatih tubuhnya hingga muntah darah.

Entah sudah berapa lama ia melakukan hal yang sangat membahayakan dirinya ini sekalipun telah memilih menjadi seorang ahli pedang.

Kimetsu No Yaiba : Ken to Oni no SaikaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang