26. Ingatan tentang ruang sesak.

72 17 4
                                    


cr.mediatotheowner
tomikousama, 2024


Tomioka Tanjiro — anak laki-laki umur delapan tahun itu masih duduk sambil menyandarkan kepala pada dada sang Papa — Tomioka Giyuu. Perlahan-lahan merasa kantuk mulai datang menyapa kembali karena tepuk-tepukan lembut satu tangan sang Papa di punggungnya, namun karena tahu benar dirinya tidak boleh tertidur pada momen ini, Tanjiro yang masih lumayan mengantuk lantas memutuskan untuk larut dalam hening, berusaha tetap fokus pada pikirannya sendiri sehingga tidaklah sang kantuk berhasil merayu.

Tanjiro tidak boleh tidur lagi pagi ini, semalam dirinya sudah setuju untuk memberikan pernyataan kepada sang Paman Shinazugawa dan juga pihak kepolisian tentang peristiwa malang yang menjadi alasan mengapa Tanjiro dipasangi selang infus dan begitu lemah kondisinya sekarang.

Giyuu — Papa dari Tanjiro tiba-tiba saja kembali mendaratkan kecupan cukup lama di puncak kepala putra sulungnya tersebut.

“Tanjiro, apa kamu baik-baik saja?” tanya lelaki dewasa itu.

Sementara si anak laki-laki hanya mengangguk dalam sandarannya.

Mereka berdua sekarang ini sedang berada di dalam ruangan rawat lain yang sengaja dikosongkan atas pinta pihak kepolisian kepada pihak Rumah sakit demi penyelidikan berlanjut, itu akan berdasar pada keterangan para korban yang sudah sadar kembali — dalam hal ini para anak-anak seperti Tanjiro, sehingga pihak kepolisian berdiskusi dan menyetujui bahwa menggunakan satu ruangan rawat tentulah menjadi pilihan yang baik untuk kenyamanan para pemberi pernyataan.

Kondisi para korban anak-anak seperti Tanjiro yang tentu saja tidak langsung pulih, dan kantor polisi adalah tempat yang lumayan menakutkan, merupakan dua hal yang menjadi pertimbangan oleh pihak kepolisian bekerja sama dengan Rumah sakit Pusat kota yang menangani masa pemulihan para korban dari kejadian malang di Perumahan Ubuyashiki.

“Aku ingin bertemu Mama..” lirih Tanjiro pelan, namun masih dapat sangat jelas terdengar oleh sang Papa.

“Sebentar lagi Mama mungkin sadar, kita semua akan bertemu dengannya bersama-sama,” balas Giyuu sambil mengelus lembut punggung si buah cinta pertamanya dari pernikahan dengan Shinobu sang istri.

Tanjiro adalah anak yang sangat ceria dan positif, namun sekarang ini tubuh beserta hal-hal di dalam dirinya terasa sangat lemah sekali, jadi berulang kali hanya mampu merespon sang Papa dengan sekedar mengangguk seperti yang dilakukannya kemudian setelah mendengarkan balasan dari Papanya tentang keinginan untuk bertemu sosok Mamanya.

Entah bagaimana keadaan sang Mama saat ini, namun Tanjiro di dalam hati terus berdoa kepada Tuhan agar sosok wanita yang melahirkannya tersebut segera diperbolehkan untuk menemui mereka.

Sepasang manik cerah milik Tanjiro mengedar ketika pintu ruangan dimana ia dan sang Papa berada setelah keluar meninggalkan Muichiro beserta Nezuko si bungsu beberapa saat lalu tiba-tiba bergerak membuka perlahan.

Di sana berdiri seorang petugas Polisi dengan senyuman manis dan seragam yang rapih, seperti semua polisi yang sering Tanjiro lihat di televisi ataupun jalanan ketika berangkat dan pulang dari sekolah.

Ya.. tentu sedikit berbeda dengan Paman Shinazugawa-nya sendiri.

Papa dari Aoi sepupu Tanjiro itu tidak terlalu senang berseragam rapih.

Kimetsu No Yaiba : Ken to Oni no SaikaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang