tomikousama, 2024
Malam itu langkah seorang wanita dan sosok lelaki dengan balutan pakaian rapih nampak saling beriringan menyusuri jalan setapak dari sebuah taman, masa yang masih begitu lampau membuat langit malam mampu memancarkan keheningannya meski nampak begitu bersih.
“Jika aku memintamu untuk mengorbankan kehidupanmu—”
“Apakah kau akan menyetujuinya?”
Langkah si wanita yang malam itu sudah terbalut gaun tidur lantas terhenti, manik cantiknya beralih menatap sosok lelaki yang entah sejak kapan mulai sedikit lebih unggul beberapa langkah di depannya dengan sorot kebingungan.
“Aku hanya ingin memastikan dengan jelas seberapa besar dan tulus kau mencintaiku,”
“Aku juga ingin memastikan apakah.. kau benar menerima segala hal tentangku,” suara si lelaki yang terdengar begitu dingin namun bagai sedang menyiratkan suatu kesedihan kembali terdengar, sosok wanita di belakangnya jadi terlena untuk merasa bersedih akan ucapannya barusan.
Wanita itu lantas berjalan kembali menyusul langkahnya, bergerak meraih tangan yang semula begitu bebas di samping pakaian tradisional bernuansa mewahnya.
“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan..”
“Tapi aku sungguh tulus mencintaimu, aku sungguh tidak memiliki masalah apapun atas dirimu.. tetapi jikalau kau masih meragukan hatiku ini maka biarkan aku melakukan apa saja permintaanmu untuk menanamkan keyakinan kepadamu—”
“Tsukihiko-san,” wanita itu berujar dengan sorot penuh ketulusan, sedang sosok pria yang baru saja beralih menghadap dirinya lantas mengulas senyuman penuh arti sebelum balas menggenggam erat tangannya.
“Kalau begitu—”
“Jadilah bagian dari diriku yang tersembunyi.. Rei,”
“Mama..?”
Tomioka Tanjiro, anak berusia tiga tahun lebih itu sedikit kebingungan kala mendapati diri masih tidak bisa menutup mata meski waktu tidurnya sebentar lagi akan semakin jauh terlewat.
Padahal jika harus mengingat kembali, malam ini ia sendiri sudah menghabiskan cukup banyak waktu juga tenaga untuk bersenang-senang dengan pergi mengunjungi sebuah festival kembang api bersama sang Papa, para paman, juga semua teman seusianya.
Ia harusnya sudah terlelap sejak tadi karena merasa kelelahan, namun tidak.
Kenyataan bahwa matanya masih belum bisa bahkan terasa enggan untuk menutup membuat ia mulai merasa gusar sehingga memutuskan turun dari tempat tidur dan mengambil langkah untuk pergi memberitahu sang Mama tentang hal tersebut, berharap wanita cantik itu seperti biasa dapat membantunya dengan masalah demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba : Ken to Oni no Saikai
FanficHari dimana ketajaman itu kembali untuk beradu dengan leher para makhluk tanpa belas kasih. ©cover | @robosquat fanfiction by tomikousama