"Stop di sana. Jangan sapa aku dengan selamat datang ke gerbang neraka. Aku cuma mau ngasih ini sama kamu."
"Kertas apa ini?"
"Nomor telepon ayahnya Zikra. Cuma ini yang bisa kudapatkan dari wali kelasmu. Kamu belum pernah bertukar kabar dengan Zikra sejak dia berhenti sekolah, kan?"
"Yeah. Tapi pertanyaannya sekarang adalah: kenapa kamu memberiku ini, Aldi?"
"Minggu depan UAS. Setelah itu libur. Artinya, cuma beberapa hari sampai kamu keluar sekolah. Yang lain ngasih ucapan selamat tinggal, ada yang ngasih hadiah, jadi aku kasih ini saja."
"Untuk apa juga nomor ini? Pertama, aku enggak punya ponsel sendiri. Kedua, aku enggak mau ganggu Zikra."
"Tapi Zikra pasti mau diganggu kamu. Mungkin dia gengsi mengaku, tapi bisa aja dia sebetulnya kangen diganggu kamu. Dia pasti punya banyak hal tentang ibunya yang mau dia ceritain ke kamu."
"Yakin bukan kamu yang gengsi ngaku kangen?"
"Enggak!"
"Maksudmu, enggak salah?"
"Huh ...."
"What? Belum berniat pergi ke kelasmu sendiri?"
"Iya, aku pergi, dasar tukang ngusir. Satu lagi. Jaga baik-baik dirimu setelah keluar, sekutuku."
"Kamu juga. Jangan sakiti makhluk apa pun lagi."
------------
To be continued ....
~Jumat, 25 Maret 2022~
KAMU SEDANG MEMBACA
His Rebel
Teen FictionTravel Series #2 His Rebel "Can I Trust You?" Begitu tiba di Bandara Jend. Ahmad Yani Semarang, Denias kabur sebagai bentuk pemberontakan pada orang tuanya. Tapi, bagi River, Deni bukan siapa-siapa selain anak dari klien sang ibu. Sampai akhirnya...