"River? Kamu di mana? Mama kamu bilang kamu di dalam."
"Dapur!"
"Oke. Aku punya berita. Aku bakal ke Sema—KECOAK!"
"Yeah, say hi pada Tuan Kecoak. Masih hidup. Perlu waktu sembilan jam sampai dia benar-benar mati setelah kepalanya putus. Aku penasaran perlu berapa lama sampai ia benar-benar mati kalau kepalanya enggak putus. Tapi enggak tega juga menyuruhnya mati pelan-pelan."
"River!"
"What? Tadi dia muncul dari bawah kompor. Untungnya cuma satu, enggak ada serangan invasi mendadak."
"Buang! Tolong buang!"
"Kalau kamu lihat kecoak di depan gebetanmu, masih bakal teriak histeris gitu juga? Ah .... Fine. Tunggu di sini. Kulempar ke pohon belakang. Be right back."
"O-oke."
"Sudah. Tanganku kosong. See?"
"Ma-makasih."
"Aku baru tahu kamu takut sama kecoak. Hewan apa lagi selain kecoak?"
"Laba-laba, ulat, cicak, kupu-kupu, tikus, kodok—"
"Kamu borong semua hewan kecil?"
"Habisnya geli, River! Nanti kubalas kamu pakai kecoak lagi."
"Enggak ada guna. Ugh, nevermind. Straightforward, please. Aku lapar, mau masak."
"Oh. Ya. Tadi aku mau bilang apa ... oh. Aku ingat! Aku dan Mama mau ke rumah bude di Semarang!"
"Kapan?"
"Emangnya kenapa?"
"Aku juga mau ke Bandung, via Cengkareng. TNJ-CGK. Tanggal 19 April nanti."
"Selisih empat hari. Aku tanggal 15."
"Holiday?"
"Gitu deh. Kamu sendiri?"
"Backpackering."
"Pasti seru. Doakan kali ini aku sempat mampir ke Keraton Solo. Aku pengin banget lihat keraton."
"Amin. Semoga tuhanmu mau mendengarku."
--------------------
To be continued ....
~Senin, 4 April 2022~
KAMU SEDANG MEMBACA
His Rebel
Teen FictionTravel Series #2 His Rebel "Can I Trust You?" Begitu tiba di Bandara Jend. Ahmad Yani Semarang, Denias kabur sebagai bentuk pemberontakan pada orang tuanya. Tapi, bagi River, Deni bukan siapa-siapa selain anak dari klien sang ibu. Sampai akhirnya...