Beomgyu masih terisak didepan ruangan ICU itu. Huening berusaha menenangkannya sedari tadi, tapi hati mana yang kuat membayangkan pasangannya yang sedang berjuang mempertahankan kehidupannya didalam sana, Beomgyu mendobrak pintu ruangan ICU itu, membuat para perawat dan Dokter terkejut, perawat itu kembali mendorong Beomgyu untuk keluar dari ruangan, salah satu perawat menarik tirai yang menutupi tubuh Yeonjun, bisa dilihat sedikit oleh Beomgyu bahwa tubuh Yeonjun mengejang dengan matanya yang mendelik ke atas, Beomgyu semakin terisak dan memberontak
"YEONJUNNNN-AHHH!!!!!" Teriaknya
"Tolong keluarlah! Anda bisa menghambat proses pemeriksaan"
"Tolong izinkan aku bertemu dengannya"
"Maaf, tidak bisa, izinkan kami juga untuk memeriksanya"
"Tolong. Kumohon"
Dengan sekuat tenaga, ia menolak tubuh kedua perawat itu dan berlari memeluk Yeonjun "Yeonjun-ah kumohon sadarlah! Jangan tinggalkan aku seperti ini Yeonjun. Kau bilang kau takkan meninggalkanku, kau bilanh aku takkan pernah sendirian. Yeonjun-ah pikirkan ketiga anakmu, apa kau mau meninggalkan mereka? Yeonjun, bahkan Bitna masih sangat kecil! Jangan meninggalkan kami seperti ini. Kumohon bangunlah! Sadarlah Yeonjun-ah! Aku akan sangat membencimu jika kau tak mau bangun! Tolong bangunlahhh Yeonjunnnnn! Siapa yang mengatakan kau boleh pergi? Aku tak mengizinkanmu pergi Yeonjun! Kumohon bangun" Beomgyu memegang kedua pipi Yeonjun, tubuhnya terasa sangat dingin, Beomgyu semakin menangis dengan kencang, ia menundukkan kepalanya dan mengecup bibir Yeonjun "Bangun!" Beomgyu menghantam dada Yeonjun dengan keras, tubuh Yeonjun terguncang "Baaaangunnn!!!! Bangunnn!! Kau tidak ada hak untuk meninggalkan aku dan anak - anakmu!!!! Aaaaaahhhhhh!!!!" Beomgyu mengguncang tubuh Yeonjun dengan kuat. Tidak ada pergerakan apapun, ia pun semakin terisak dan menyenderkan kepalanya di dada Yeonjun "bangunnnn!! Yeonjunnnn"
Tit ... Titt..
Bunyi monitor itu membuat para perawat dan Dokter menatap ke arah benda itu
Beomgyu menutup matanya "tolong jangan bawa suamiku pergi. Dia hanya tidur sebentar Dokter"
Deg ... Deg .. Deg..
Beomgyu membuka matanya "Dokter .."
"Ya?"
"Aku mendengar suara detak jantungnya"
"Kalau begitu, izinkan kami memeriksanya"
Beomgyu berdiri dengan tegak lalu berjalan mundur menjauh dari para perawat dan Dokter itu, ia mengepalkan tangannya dihadapannya dan memejamkan matanya
"Beomgyussi" panggil Dokter itu
"Ya?" Beomgyu langsung membuka matanya
"Suamimu berhasil melewati masa kritisnya lagi"
Mata Beomgyu terlihat begetar "Dok ... dia baik - baik saja sekarang?"
"Iya. Mungkin ini juga berkatmu, cinta yang begitu kuat membuatnya bertahan untuk melawan ini semua, dan aku harap selanjutnya Yeonjunssi juga akan cepat pulih, kami akan menanganinya jauh lebih baik lagi"
"Ya Dok, lakukan apa saja, tolong sembuhkan dia"
Dokter itu tersenyum dan menepuk pundak Beomgyu "kami akan sangat berusaha, semoga ini semua tidak sia - sia. Aku kembali ke ruanganku ya"
Dokter itu pun meninggalkan ruangan ICU, Huening yang berada diluar mencoba mengintip dan mencari tahu keadaan didalam, ia bahkan sudah menggenggam ponselnya untuk mengabari keluarga Yeonjun jika terjadi sesuatu. Tapi, Beomgyu keluar dan duduk kembali disana
"Bagaimana?" Tanya Huening yang khawatir melihat Beomgyu menghapus air matanya "Yeonjun ... tidak apa kan?"
"Tidak apa. Tapi dia sempat kritis, lalu dia kembali. Syukurlah dia bertahan. Aku takut sekali. Aku takut ditinggalkan secepat ini, aku takut anak - anakku sedih"
![](https://img.wattpad.com/cover/285052938-288-k211274.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage [18+] ✔
FanfictionDijodohkan oleh Orang tuanya pada lelaki yang ternyata bisa mengandung? Yeonjun tak menyangka jika pada akhirnya ia harus memiliki jodoh seperti ini, Beomgyu sendiri harus menerima kepastian yang pahit bahwa dia harus berjuang sendiri mengurus perut...