Beomgyu baru saja berbaring di kasurnya karena masih merasa keram pada perutnya, ia memegangi perutnya dan berusaha mencari posisi ternyamannya agar ia tak merasa kesakitan, baru saja ia mendapat posisi nyamannya dengan posisi miring ke kanan dan akan menutup matanya, Yeonjun menabrak pintu kamar dan membuat Beomgyu melompat kaget dan membuka matanya, ia melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11:32 pm, ia bangkit dan berjalan ke pintu "Pasti dia mabuk, mengapa dia selalu lupa caranya membuka pintu ketika ia mabuk" Beomgyu membuka pintunya dan Yeonjun langsung mendorong tubuh Beomgyu
"Menyingkirlah" Beomgyu mendorong tubuh Yeonjun, lalu ia kembali ke kasurnya
"Yhaa!! Aku dengar kau pergi ke rumah sakit? Apa kau sakit?" Yeonjun memegang dahi Beomgyu "tidak panas, lalu apa? Apa kau merasa tidak enak badan? Atauuuu....." Yeonjun memegang perut Beomgyu dan menekannya
"Akkk" teriak Beomgyu "menyingkirlah dariku!" Beomgyu menendang perut Yeonjun dan membuat Yeonjun yang tak sadarkan diri itu mabuk, ia terduduk di kasur memeluk kakinya dan menutupi tubuhnya dengan bantal, berniat melindungi perutnya.
"Kau hamil? Kau tidak mengatakannya padaku?"
"Iya aku hamil, jadi menyingkirlah! Bukankah kau bilang setelah aku hamil kita tidak ada sangkut paut apa - apa lagi dan kau tidak akan menyentuhku lagi?"
"Sudah kuduga, Choi Beomgyu tidak hamil hahahahaha" Yeonjun tertawa dan menarik kaki Beomgyu untuk berbaring, ia menindih tubuh Beomgyu
"Yha!! Aku bilang aku hamil"
"Iya aku mendengarnya, mendengar bahwa kau tak hamil"
"Brengsek satu ini! Apa kau tuli?" Teriak Beomgyu
Yeonjun meludahi wajah Beomgyu lalu menekan kedua pipinya dengan kuat "aku tak mendengarmu, aku tak bisa mendengarmu, katakan pada kekasihku bahwa kau tidak hamil, simpan kehamilanmu ini sendirian! Aku tak mau tahu! Dimataku kau tidak hamil, apa kau mengerti?"
"Jangan gila! Apa yang ingin kau lakukan?"
"Bersetubuh denganmu hahaha, Yha!! Katakan padaku, aku sudah menyentuh kekasihku tadi tapi rasanya aku tidak puas jika tak merasakan itu darimu" Yeonjun tersenyum, perlahan ia menarik celana pendek yang dikenakan oleh Beomgyu, lalu ia membuka celananya dan kembali menindih Beomgyu, mengangkat satu kaki Beomgyu ke atas
"Aakkkhh!!! Yha berhentilah aku tidak mau bermain"
"Aku bisa memberimu kenyamanan, aku tidak akan melukai anak ini" Yeonjun mengelus perut Beomgyu perlahan, ia menunduk dan mencium perut Beomgyu, lalu ia beralih ke samping Beomgyu, membenarkan bantalnya dan tertidur, Beomgyu mengangkat kepalanya dan menatap Yeonjun "Yha!!" Panggil Beomgyu, tapi ia hanya dibalas dengan suara dengkuran, Beomgyu kembali menyenderkan kepalanya, lalu mengenakan kembali celananya, ia masih bingung dan mencerna perkataan Yeonjun, tapi ia menggelengkan kepalanya dan ikut tertidur
Australia, 10 November
Taehyun menatap langit gelap Australia, ia meneguk coffeenya dan menghela nafasnya, lalu ia menatap bingkai foto yang ada di meja nya, foto lelaki yang selalu dan sampai saat ini selalu ada di fikirannya, ia tersenyum perih "padahal aku berencana untuk kembali, tapi kenapa kau tega melakukan ini padaku, mengapa kau mau di jodohkan seperti ini? Apa kau lupa denganku? Padahal sudah aku katakan bahwa aku akan kembali setelah aku menyelesaikan studyku"
Ia mengambil bingkai foto itu dan mengeluarkan foto Beomgyu "aku rasa kau sudah sangat bahagia dengan pasanganmu sekarang, dia pasti akan sangat bahagia mengetahui bahwa kau bisa memberinya seorang keturunan" Taehyun tersenyum "dulu hanya aku yang tau hal ini dan berharap aku bisa mendapatkannya darimu, sekarang semuanya sudah percuma, aku tak berhak hadir kehidupanmu lagi" Taehyun meraih korek api dan membakar foto itu lalu membuangnya ke dalam tong sampah "selamat berbahagia, kau dan aku memang tak pernah bisa bersama, maafkan aku"

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage [18+] ✔
FanfictionDijodohkan oleh Orang tuanya pada lelaki yang ternyata bisa mengandung? Yeonjun tak menyangka jika pada akhirnya ia harus memiliki jodoh seperti ini, Beomgyu sendiri harus menerima kepastian yang pahit bahwa dia harus berjuang sendiri mengurus perut...