Selamat Membaca
Aciel menatap malas kakak yang sedang duduk di hadapannya. Sesekali jari nya memainkan kertas di depan nya dan merobeknya kecil-kecil. Terlampau bosan sebenarnya sejak ia masuk ke ruang kerja kakaknya ini. Bibirnya mengerucut tanpa sadar dengan pipi ia gembungkan.
Ruangan pribadi kakaknya memiliki suasana yang sangat dingin belum lagi cat ruangan ini yang terkesan sangat gelap. Entah bagaimana kakaknya sangat suka menghabiskan semua waktunya di sini berjam jam bahkan.
"Kau bosan Aciel?? " Tanya Arsen yang kemudian memilih menutup laptop nya begitu melihat raut bosan adiknya itu.
Aciel mendongak menatap kakaknya dengan anggukan kecil masih nyaman dengan posisi nya menelungkup dengan dagu ia taruh di meja. "Iya kak. "
"Mau kakak suruh chef masak buat kamu atau bikinin cemilan buat kamu??" Tanya Arsen seraya berdiri menghampiri Aciel yang masih saja menaruh dagu nya di meja kerja nya terlihat menggemaskan dengan raut tertekuk seperti ini.
Ia tadi memang langsung mengajak Aciel untuk menemani nya bekerja semenjak adiknya itu bangun dan selesai makan. Hal seperti ini sudah biasa sebenarnya untuknya karena keberadaan Aciel membuatnya betah berada di ruang pribadi di mansion nya ini.
Berkutat dengan puluhan bahkan ratusan laporan yang kadang juga membuat nya jenuh tapi ketika melihat wajah Aciel kembali ia kembali mendapatkan semangat nya. Ia ingat masih ada Aciel yang harus ia bahagiakan.
"Mau jajanan di minimarket deket mansion boleh kak?? " Tanya Aciel penuh harap.
Arsen berjalan lalu berdiri tepat di sebelah kursi milik Aciel. "Kamu lupa aturan nya Aciel?? " Tanyanya datar.
"Maaf kak. " Bodoh, Aciel selalu lupa dengan aturan aturan bodoh itu. Ia lupa bagaimana kakaknya begitu mengatur menu makannya dan juga hidupnya.
Arsen menggeleng pelan lalu di tangkup nya pelan kedua pipi menggemaskan milik adiknya agar adiknya kembali menatap nya. Manik bulat dengan pipi halus ini selalu membuat Arsen tersenyum tipis di tambah kulihat sehalus porselen yang di miliki Aciel nya. Bersyukur ia masih bisa memiliki adiknya sampai sekarang.
"Berapa kali kakaknya bilang buat nggak naruh dagu kamu di meja Aciel?? dagu kamu jadi merah. " Di usapnya penuh kelembutan dagu milik Aciel yang memang sedikit memerah.
Aciel merengut kecil. "Bosen kak. Aciel mau keluar aja boleh?? "
"Baby nya kakak bosen?? " Tanya Arsen lembut.
Mengangguk pelan Aciel terlalu malas untuk kembali menjawab pertanyaan yang sudah pasti kakaknya tau jawabannya. Ia sudah hampir 3 jam di sini tanpa melakukan apapun dan hanya melihat kakaknya bekerja. Bahkan ponsel nya sudah kakaknya hancurkan begitu saja. Lalu bagaimana bisa ia tak bosan.
"Night drive?? " Tanya Arsen.
Aciel membulatkan mata nya mendengar tawaran menggiurkan itu. "Mau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...