37.Wound

3.7K 375 101
                                    

Selamat Membaca








⚠️Ada beberapa adegan kekerasan
jadi yang tolong hati
hati ya. Thanks
(Tidak untuk ditiru, mohon
pengertian nya ini hanya
fiksi semata)














Arsen terbangun saat merasa ranjang yang ia gunakan untuk menumpu kepala nya terasa kosong. Ia kemudian membuka netra nya, menyadarkan dirinya dan menatap ranjang di hadapan nya namun seketika wajahnya berubah panik bercampur kesal saat ranjang itu benar benar kosong. Tak ada Aciel yang harusnya masih tertidur pagi ini, selimut yang di gunakan Aciel pun sudah tersibak tanda adiknya itu sudah terbangun entah sejak kapan.

"Aciel." Geram nya dengan suara nya penuh amarah. Masih pagi dan adiknya malah memancing kesabaran nya.


Arsen lantas berdiri dari duduknya, tak peduli dengan raut berantakan nya. Ia berjalan dengan tergesa untuk keluar dari kamar adiknya. Hal pertama yang ia temui adalah kedua penjaga yang memang ia tugaskan menjaga kamar adiknya yang sedang berdiri di depan pintu. Mereka menatap nya segan dan langsung menundukkan kepala mereka memberinya hormat. Emosinya semakin berkecamuk, bagaimana bisa adiknya keluar jika kedua penjaga ini masih di sini.

"Dimana Aciel??? " Tanya Arsen dingin.


Salah satu penjaga berjalan maju sedikit ke arah Arsen. "Tuan kecil keluar ta____"


"BAGAIMANA BISA!! AKU MEMBAYAR KALIAN UNTUK MENJAGA ADIK KU, BRENGSEK!!! " Intonasi Arsen meninggi menatap penuh amarah ke arah kedua penjaga itu.

"Ma__Maaf tuan tapi tuan muda keluar bersama dengan Marcel sehingga saya tidak mungkin mencegah nya. " Lanjut salah satu penjaga lainnya dengan suara penuh ketakutan.

Arsen yang tadinya ingin kembali melampiaskan emosinya seketika mengernyit heran. Memproses kalimat yang sudah di keluarkan oleh bawahan nya. Bagaimana bisa Marcel begitu lancang membawa Aciel tanpa sepengetahuan nya. Dan kemana asisten nya itu membawa milik nya. Ini masih pagi dan semua orang sepertinya memang berniat menguji kesabaran nya.

"Kemana??" Tanya Arsen kembali dengan suaranya yang tak setinggi tadi.


"Ke lantai satu tuan. " Jawab kedua nya serentak.

Dan tanpa mengucap apapun lagi ia meninggalkan kedua penjaga itu. Pikiran nya hanyalah turun ke lantai satu karena ia yakin Marcel ada di sana. Ia begitu tak sabar hingga memilih menggunakan tangga di mansion nya ketimbang menggunakan lift yang ada di sudut lantai ini. Berjalan tergesa dengan pikiran nya yang penuh dengan pertanyaan dan amarah.

Sampai langkah nya terhenti tepat di ruang tamu di mansion itu. Dari jauh ia dapat mendengar suara Aciel yang sedang berbicara dengan seorang wanita yang suaranya begitu familiar untuknya. Ruangan ini sepi, hanya ada 2 penjaga di dekat ruang tamu ini. Ia berjalan semakin masuk dan seketika emosinya langsung memuncak saat melihat Aciel sedang duduk bersama dengan orang yang membuatnya kalap semalam.


Dengan langkah cepat ia berjalan ke arah keduanya yang seperti nya tak menyadari kehadiran nya. Tangan nya lantas menarik kasar Aciel agar berdiri. Hal tersebut sontak membuat Aciel tercekat dan terbatuk karena ia baru saja menelan makanan yang di suap kan oleh Kaylee tadi.


Crazy BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang