Selamat Membaca
Arsen memandang sendu Aciel yang kini terbaring lemah di tempat tidur nya. Nasal canula terpasang apik di hidung bangirnya untuk membantunya bernafas. Tangan nya bergerak meraih tangan yang lebih kecil darinya, meremat nya lembut dengan segala perasaan menyesakkan yang tiba tiba memenuhi hatinya. Termenung hanya untuk mengingat kembali kejadian beberapa jam lalu saat ia bergerak seperti orang kesetanan hanya untuk meneriaki para penjaga dan Marcel untuk memanggil dokter pribadi Aciel.
Ia panik saat tubuh Aciel nya terkulai tanpa daya dengan wajah pucatnya. Jangan lupakan basah yang ada di baju yang ia kenakan dan surai yang total berantakan. Tubuhnya begitu lemah hingga ia hanya bisa dapat berharap tak akan ada hal buruk yang akan terjadi pada adiknya. Memejamkan netra nya sejenak untuk kembali mengingat saran atau mungkin sedikit permintaan Marcel agar ia ke psikiater untuk mengikuti sesi konsultasi.
Tapi ia bahkan merasa baik baik saja selama ini, tak ada yang salah dalam dirinya. Lantas kenapa Marcel berani meminta nya untuk mendatangi psikiater??
"Kakak baik baik aja Aciel, iya kan?? kakak nggak kenapa kenapa kakak cuma jagain kamu." Arsen berucap pelan lebih seperti monolog pada dirinya sendiri seolah meyakinkan dirinya jika ia baik baik saja. Dirinya baik, ia tak sakit apapun dan tak butuh psikiater.
Arsen dan ego nya, selalu seperti itu.
"Wanita itu dengan lancang nya bilang kalo kamu bakalan pergi karena sikap kakak, itu nggak bener kan Aciel?? Aciel bakalan terus sama kakak kan?? Aciel nggak boleh ninggalin kakak___not now and forever. You're mine Aciel, Aciel punya kakak kan??"
Arsen meracau, tak peduli lagi pada tittle kejam dan diktator yang selama ini ia sandang, pada akhirnya ia selalu lemah jika menyangkut tentang Aciel. Tentang adik semata wayang yang hadir dengan sejuta warna dalam hidup nya.
"Aciel tau kan kakak sayang Aciel, Aciel satu satunya yang kakak punya, only you Aciel."
"Kakak sayang banget sama Aciel, kakak rela kerja mati matian tanpa istirahat agar kamu bisa punya apapun yang kamu mau, agar kamu tumbuh tanpa kekurangan. Kakak rela latihan Judo sejak kamu baru lahir supaya kakak bisa jagain kamu. Supaya nggak ada yang berani nyakitin kamu baby. Apa yang salah?? kenapa semua orang selalu berpikir kalau kakak jahat?? "
"Kakak hanya melakukan tugas kakak jadi pelindung kamu baby. What's wrong??? Why is everyone looking at me like i'm the antagonist?? "
"Kakak juga manusia Aciel, kakak juga punya rasa lelah, rasanya kakak ingin mengeluh lelah setiap semua orang terus menuntut kakak, kakak ingin bercerita semua ketakutan kakak selama ini tapi kakak selalu merasa enggak pantas seolah kakak nggak boleh ngelakuin itu semua, kakak itu yang harusnya jagain kamu dan selalu kuat kan. Kakak nggak boleh gagal jagain kamu____"
Arsen terus meracau pelan bahkan ia sampai tak menyadari saat setetes air mata nya jatuh begitu saja tanpa ia minta. Tapi ia langsung menghapus kasar air mata sialan itu dengan punggung tangan nya.
"Tuan kecil hampir mengalami gagal nafas tuan, kondisi saluran pernapasan tuan kecil yang memang pernah bermasalah di tambah kejadian hari ini yang membahayakan nyawa tuan kecil. Bersyukur anda langsung melakukan CPR kecil dan memberikan oksigen lewat selang oksigen yang tersedia. Tapi saya mohon agar kejadian ini tidak terulang lagi ke depan nya. Maaf jika lancang tapi saya mengatakan ini murni sebagai dokter pada keluarga pasien saya. Saya hanya ingin menjalankan tugas saya tuan, maaf sekali lagi. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...