Selamat Membaca
Terhitung sudah 4 hari lamanya kak Kaylee berada di kediaman keluarga Aciel. Belum banyak yang berubah dari sikap kakak nya kepada nya maupun kepada kak Kaylee. Hanya saja ia kini merasa lebih nyaman di mansion sejak tinggalnya kak Kaylee di mansion keluarga nya. Ia yang awalnya merasa berat meninggalkan sekolah umum nya sekarang mulai nyaman melakukan homeschooling nya. Hal itu tak luput dari Harsha, guru pribadi nya yang begitu baik kepada nya dan mengenalkan banyak hal baru kepadanya.
Hal yang terlihat cukup berubah hanyalah sikap kakaknya yang terkesan cukup mengabaikan nya. Tidak benar benar mengabaikan nya karena kakaknya pun masih posesif seperti biasanya. Hanya saja kakaknya seperti lebih jarang menemui nya. Kakaknya hanya akan menatap nya yang belajar dengan Kaylee dari jauh kemudian pergi begitu saja. Hal yang sejujurnya membuatnya bertanya tanya.
Ditambah kakaknya semakin sering bekerja hingga larut malam berbeda dengan dulu yang selalu cepat cepat pulang atau bahkan mengajaknya ke kantor keluarga mereka. Tak dapat dipungkiri semua itu membuat jarak antara dirinya dan kakaknya cukup jauh.
Seperti hari ini, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam namun tak ada tanda tanda kakaknya akan pulang. Pesan nya beberapa jam lalu juga belum di baca, hal yang sangat jarang terjadi mengingat biasanya kakaknya akan mengabari nya setiap saat atau sekedar memintanya melaporkan kegiatan nya. Ia menghela nafas panjang. Mengangkat kaki nya ke atas sofa ruang tv dan melipat nya. Kedua tangan nya memainkan acak zipper jaket yang memang ia kenakan sejak ia turun dari kamar nya tadi.
"Kak Arsen pasti pulang kan??" Tanya nya pada dirinya sendiri.
Kembali melirik ke arah jam dinding yang terpasang apik di ruangan besar itu. Mengabaikan televisi di depan nya yang ia biarkan menyala begitu saja. Ia hanya sendiri karena kak Kaylee sudah berpamitan akan tidur sejak jam 8 tadi. Ia tak masalah lagipula banyak pengawal yang berjaga. Kekhawatiran nya pada kakaknya seperti nya benar benar mengalahkan segalanya termasuk rasa kantuk yang sejak tadi ia rasakan.
"Lama banget, atau mungkin kak Arsen ada kerjaan di luar kota terus nggak pulang??"
Menggeleng kepala nya cepat, rasanya itu tak mungkin. Tapi di mana kakaknya berada saat ini. Ia tak dapat berbohong jika ia sekarang begitu cemas dengan keadaan kakaknya. Marcel, asisten pribadinya pun tak mengangkat telfonnya sejak tadi. Hal yang membuat semakin cemas takut terjadi sesuatu yang buruk pada kakaknya mengingat banyaknya musuh mereka selama ini.
Menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa, sejenak sampai ia mendengar suara pintu utama di buka. Dengan cepat ia turun dari sofa dan berlari menghampiri orang yang ia duga pasti kakaknya. Tak butuh waktu lama karena ia berlari dengan cepat hingga ia dapat menemukan entitas kakaknya yang berdiri.
"Kak Arsen!! " Panggil Aciel semangat.
Arsen yang sejak tadi menatap lurus ke hadapan para bawahan nya kemudian menoleh mendapati wajah Aciel yang menatap nya. "Aciel?? "
"Kenapa kakak ba_____"
"Kenapa belum tidur??" Potong Arsen cepat sebelum Aciel melanjutkan ucapan nya.
Aciel mengernyit heran mendengar pertanyaan kakak. Ia bahkan baru sadar jika raut wajah kakaknya nampak berbeda malam ini. Kakaknya seperti menahan amarah dari wajah nya. Tapi seingat nya ia tak membuat masalah apapun hari ini.
"Kata kakak kemaren aku boleh tidur lebih dari jam 9 kan??" Tanya Aciel heran. Seingat nya kakaknya kemarin baru saja mengatakan jika kakaknya itu tak akan mengatur jam tidur nya lagi. Itu salah satu langkah agar ia dapat mengubah sifat egois nya kata kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...