Selamat Membaca
Tak banyak yang Aciel lakukan hari ini, hanya menjalani kelas private nya selama beberapa jam dengan guru nya, Harsa. Guru itu mengajarinya banyak sekali hal pada nya dan tentunya tak pernah marah pada nya. Hal yang membuatnya menjadi dekat dengan nya, bahkan ia sering meminta gurunya itu untuk pulang lebih lambat untuk menemaninya. Walau ada kak Kaylee tapi tetap saja terkadang ia merasa tak nyaman jika harus bercerita pada mantan kakaknya itu.
"Aciel kamu baik baik aja??" Harsa yang elesai melepaskan kelinci milik Aciel agar bermain di taman ini bertanya saat muridnya itu hanya duduk dengan tatapan kosong nya, seperti ada banyak hal yang murid nya itu pikirkan.
Aciel terlonjak kecil dan menatap ke arah gurunya, "Kak..... " Pikiran nya buyar seketika saat mendengar pertanyaan dengan nada penuh kekhawatiran itu.
Ngomong ngomong memang ia sendiri yang meminta gurunya itu agar ia dapat memanggilnya 'kak' ia hanya merasa canggung saat memanggil guru nya yang hanya berjarak beberapa tahun dengan kakaknya itu dengan panggilan 'pak'. Gurunya pun tak ada masalah dengan keinginan nya. Masalah kakaknya??
Kakaknya bahkan benar bener menarik diri, membiarkan ia melakukan apapun semenjak kak Kaylee berada di sini. Satu sisi ia menyukai nya namun satu sisi ia merasa kehilangan. Ia terbiasa berada di kendali kakaknya jadi saatnya kakak nya memutuskan memberinya ruang ia justru kehilangan arah.
Harsa duduk di sebelah Aciel, menatap lembut ke arah Aciel. "Aciel mikirin apa?? kak Harsa perhatiin dari tadi kamu nggak fokus sama pelajaran kakak."
"Maaf kak." Pada akhirnya hanya itu yang mampu Aciel katakan.
Harsa menghela nafas nya kasar, walau sedekat apapun ia dengn Aciel kini tapi tetap saja anak itu masih membuat benteng antara mereka. "Yaudah kalo nggak mau cerita tapi kak Harsa ijin di sini dulu buat nemenin kamu. Nggak apa apa didiemin asal jangan sendirian. Kata kamu kak Kaylee lagi keluar bentar kan."
"Kak misalnya kita minta hak kita itu boleh nggak sih?? maksudnya Aciel nggak salah kan?? " Tanya Aciel tiba tiba.
"Konteks nya apa Aciel, saya nggak paham."
Aciel menengguk ludah nya kasar, "Semisal Aciel marah gara gara aku kebanyakan di larang terus aku nyoba ngelawan orang yang ngelarang larang aku itu nanti aku salah nggak kak??"
Harsa menimang jawaban apa yang harus ia berikan pada Aciel. "Tergantung apa tujuan orang itu banyak ngelarang kamu Aciel. Kalau emang karena ada alasan yang bisa di maafkan dan di maklumin tentu aja dia berhak ngelarang kamu. Apalagi tujuan nya ternyata buat lindungin kamu. Bukan maksudnya kak Harsa ngebolehin hidup kamu tuh di setir sama orang ya Aciel tapi sebelum kamu marah kamu harus tau dulu tujuan dia apa. Dan misalnya menurut kamu dia udah kelewatan dan bikin kamu kehilangan kendali atas diri kamu sendiri tentu aja kamu boleh marah."
"Kamu tetep harus punya hak atas diri kamu terlepas dari semuanya. " Lanjutnya seraya tersenyum hangat.
Aciel mengangguk paham, hal ini jelas berbeda dengan apa yang di katakan kak Kaylee padanya. Mantan kakaknya itu berkata padanya jika tak ada satupun orang yang bisa melarangnya melakukan apapun bahkan dengan alasan apapun itu.
"Kenapa diem?? " Tanya Harsa kemudian.
Aciel menggeleng pelan, "Aciel cuma kepikiran sesuatu kak."
"Jangan terlalu dipikirin Aciel, kasian badan kamu. Kak Harsa nggak mau kamu sampe sakit nantinya. " Harsa mengusap lembut surai milik murid nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...