Selamat Membaca
"Maaf."
Hanya satu kata tersebut yang mampu keluar dari bibir Arsen saat ini. Ditatapnya penuh penyesalan ke arah adiknya yang duduk di depannya. Ia akui ia salah, terbawa emosi hingga memukuli River di depan Aciel nya. Berujung Aciel menangis sejak meninggalkan basement tadi. Bahkan hingga kini mereka berada di salah satu kantor cabang miliknya pun Aciel masih enggan menatap ke arahnya.
Adiknya itu terus menghindari tatapannya, ia pun sudah meminta maaf karena membuat Aciel seperti sekarang. Kejadian tadi pasti membuat Aciel kembali mengingat video mengerikan yang pernah ia tunjukan waktu itu. Salahnya memang karena mudah sekali tersulut emosi jika berdekatan dengan keluarga mendiang daddy nya.
Ia bahkan hampir lupa jika dokter pribadi Aciel memang pernah mengatakan jika Aciel akan menjadi mudah ketakutan melihat adegan kekerasan di depannya.
Sialnya ia baru tau beberapa waktu lalu saat Marcel mengatakannya barusan, pantas saja Aciel langsung mendiamkannya sejak masuk ke dalam mobil tadi. Ia akui Marcel terkadang jauh lebih tau tentang Aciel ketimbang dirinya. Kesibukannya di tambah beberapa hal yang terjadi beberapa waktu lalu membuatnya tidak dapat menjangkau Aciel secara langsung dan mengawasinya seperti biasanya.
"Aciel, kak Arsen say sorry okay??"
Kembali Arsen membujuk Aciel yang duduk di sofa di ruangan miliknya dengan dirinya yang berlutut di hadapan Aciel. Baru kali ini seorang sepertinya berlutut hanya demi maaf bocah 17 tahun dengan wajah polosnya ini. Jika saja orang itu bukan Aciel sudah pasti dirinya tidak akan sudi melakukan ini.
Tapi ini Aciel, melihat adiknya mendiamkannya seperti ini membuatnya luar biasa frustasi. Apalagi ia telah berjanji pada adiknya jika ia akan berubah. Ia hanya ingin menjadi kakak yang baik untuk Aciel nya karena melihat Aciel nya menjauhinya ternyata lebih menyakitkan dari yang ia kira.
"Kenapa??"
Aciel akhirnya bersuara, hanya satu pertanyaan yang sejak dulu menghantuinya. Penyebab renggang nya hubungan keluarganya dengan keluarga besar mendiang daddy nya. Ia selalu ingin bertanya tentang kenapa kakaknya menjauh dari keluarga besar mereka. Terutama pada keluarga kak River. Pun dengan komunikasi nya dengan grandpa kesayangannya pun diputus begitu saja oleh kakaknya. Padahal mereka begitu dekat sebelumnya. Bahkan saat grandpa nya meninggal pun keluarga mereka tidak hadir dalam pemakaman tersebut.
Hal tersebut tentu membuatnya begitu penasaran, namun sayangnya kakaknya selalu saja marah setiap ia membahasnya. Berakhir ia memilih diam dan mencoba melupakannya. Tapi ia tidak bisa diam lagi untuk sekarang. Melihat reaksi berlebihan kakaknya saat bertemu kak River tadi membuatnya sangat ingin tahu dengan alasan kakaknya begitu membenci keluarga mereka disini.
Arsen menghela nafas lelah, kedua tangannya menggenggam erat tangan si bungsu. Menyalurkan segala resah yang sebenarnya ia rasakan setiap menginjakkan kakinya di kota ini. Hal yang membuatnya enggan mempercayai orang lain selain Aciel nya. Sesuatu yang coba ia sembunyikan rapat rapat dari Aciel nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...