47.Misunderstanding

2.4K 276 69
                                    

Selamat Membaca












⚠️Ada beberapa adegan kekerasan
jadi mohon skip aja kalo nggak
sanggup ya, makasii



















Arsen mengendarai mobil Mercedes S-Class hitam miliknya dengan kecepatan di atas rata rata. Ia sendiri yang menyetir karena ia sungguh tak sabar jika harus memakai supir yang pastinya akan memakan waktu lama. Tak lagi ia perduli klakson beberapa mobil karena ia terlalu kencang mengendarai mobilnya. Peduli setan yang ada dipikiran nya kini hanya Aciel. Bahkan nyeri akibat pukulan para manusia sialan tadi tak lagi terasa bagi nya. Di belakangnya beberapa mobil milik bodyguard nya mengikuti nya.

Sampai di sebuah gerbang mansion megah sang penjaga pintu langsung dengan sigap membukakan pintu gerbang. Tanpa membuka kaca mobilnya Arsen hanya langsung melaju ke arah parkiran mobilnya yang memarkirkan mobilnya sembarangan. Beberapa penjaga dan maid yang menundukkan kepala nya demi menyambutnya pun ia abaikan. Fokusnya hanya mencari keberadaan Aciel yang sudah pasti berada di ruang belakang untuk mengikuti kelas pribadinya.


Tangan nya membuka kasar pintu ruangan itu dan ia dapat menemukan miliknya sedang duduk menghadap guru pribadinya dengan jarak yang begitu dekat. Seolah memantik api ditengah bensin itulah yang Arsen rasakan kini. Amarah nya seolah membumbung tinggi mengetahui Aciel yang kini justru mengabaikan keadaan nya dan menghabiskan waktunya dengan orang asing.


Rahang nya total mengeras dengan mata yang menajam. Tangan nya mengepal kuat seolah siap memukul apapun yang membuatnya marah.


"Aciel." Panggilnya dingin.

Aciel yang tadinya sibuk mengerjakan soal dengan guru nya, Harsa pun menoleh dan seketika tercekat saat menemukan kehadiran kakaknya dengan pakaian berantakan seperti bukan kakaknya sama sekali. Tatapan kakaknya pun begitu tajam seolah siap menguliti nya. Ia yang melihat itu sontak meletakkan bolpoin nya.


"Kak Arsen??" Tanya Aciel heran.

"Come with me." Titah Arsen dengan nada yang tak ingin di bantah.


Aciel mengalihkan tatapan nya karena sungguh ia merasa tidak nyaman. " Aciel masih ada kelas sama pak Harsa." Tolaknya.



Mendengar penolakan Aciel hanya demi orang asing pun membuat Arsen yang tadinya berniat mengendalikan dirinya sontak hilang kendali. Ia berjalan cepat ke arah Aciel menatap tajam ke manik bulat yang biasa nya selalu membuat nya tenang namun justru membuatnya marah kali ini. Ia berdiri tepat di hadapan Aciel yang menghindari tatapan nya.

"I said come with me Aciel." Ulang Arsen dengan nada nya yang lebih datar.


"Nggak, I said I still have class now." Tolak Aciel tak mau kalah.




Mendengar nya justru membuat Arsen tersenyum miring seolah itu adalah hal yang lucu. "Lama tidak memberimu hukuman rasanya mengubah mu menjadi anak nakal Aciel, I'm a right??" Tanya Arsen dengan nada lembut.


Aciel mencengkeram kesal bolpoin di tangan nya, menatap tak suka tindakan kakaknya yang selalu seenaknya begini. Ia pikir tak bertemu kakaknya sejak kemarin akan membuat kakaknya sedikit berubah tapi nyatanya dugaan nya salah. "Kak udah, Aciel lagi belajar sekarang." Ucap nya lelah.

Crazy BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang