Selamat Membaca
"KAK ARSEN!!"
Teriakan Aciel menggema di ruangan besar itu. Namun tidak ada satupun yang menjawab, hanya hening yang ia benci. Dengan manik yang total basah ia berjalan cepat menghampiri bungkus fruit tartlet itu dan menggenggam nya erat. Diperhatikan nya dengan seksama makanan itu dan ini benar benar apa yang ada dipikiran nya. Hanya kakaknya yang tau makanan ini jadi pasti ini ulah kakak. Tidak mungkin ada orang luar yang tau jika ia dulu sangat menyukai makanan ini. Hanya kakaknya yang tau.
Jadi kakaknya belum meninggal kan?? Kakaknya masih disini ia yakin itu.
"Kak Arsen keluar kak!!!" Ia berteriak sekali lagi sembari berjalan di ruangan itu, berpikir mungkin kakaknya sedang bersembunyi di sana.
"Kak Arsen!! jawab kak!!!"
"KAKAK!!! Kak Arsen nggak kangen Aciel??" Suaranya melemah saat mengucapkan kalimat terakhirnya. Kakaknya tidak mungkin tidak merindukan nya kan?? mereka hanya memiliki satu sama lain jadi tidak mungkin kakaknya melupakan nya.
"Kak Arsen!!" Suara nya tercekat, air mata sudah lolos dari manik nya. Membasahi pipi nya kembali. Tangannya yang menggenggam kantong makanan itu bergetar hebat, semua kemungkinan kemungkinan yang ada dipikirannya seolah menyiksa nya detik ini.
"KAK!!"
"BERHENTI SEMBUNYI KAK___ACIEL____ Aciel mohon keluar. Jangan hilang gini Aciel mohon."
"Aciel___Aciel janji nggak akan nakal lagi. Aciel janji akan dengerin setiap ucapan kakak biar kak Arsen nggak capek urusin aku. Apapun asal kak Arsen mau balik___"
Tubuhnya melemah saat tak ada sahutan apapun dari ruangan itu. Hanya tatapan nanar yang ia dapatkan dari beberapa maid yang memang tak sengaja melihat nya namun mereka memilih berpura-pura tidak tau dan memberikan ruang untuk nya. Aciel terisak kencang hingga dada nya begitu sesak. Dijatuhkannya tubuhnya ke lantai marmer yang dingin, jemarinya meremat kantong yang ia bawa. Luluh sudah semua sesak yang ia tahan selama ini. Ia pikir ia akan sembuh seiring berjalan nya waktu namun rasanya sama saja. Sakitnya masih sama seperti pertama ia kehilangan.
"Kak Arsen bercandanya nggak lucu. Nggak gini____jangan gini kak_____" Buku-buku jarinya memutih seiring kuatnya ia meremat kantong makanannya. Ia menangis kuat hingga air matanya membasahi lantai yang ia duduki. Ingin rasanya ia melakukan apapun asal kakaknya kembali.
"Kak Arsen______" Suaranya melemah, tenggorokan nya sakit karena terlalu banyak berteriak. Tapi apa pedulinya??
Ia sangat yakin kakaknya tidak mungkin meninggalkan nya. Ia yakin kakaknya tidak mungkin secepat itu pergi darinya. Tetapi mengingat ia sendiri melihat bagian tubuh kakaknya tertutup tanah pada hari itu ia kembali terisak kuat. Kantong yang ia bawa ia letakkan begitu saja. Tangan kanan nya memukul dada nya yang begitu sesak. Ia pukul beberapa kali berharap sesaknya menghilang atau setidaknya berkurang. Tapi percuma, sesaknya masih sama bahkan justru semakin sesak di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...