Selamat Membaca
Marcel langsung berlari memasuki kamar Aciel begitu teriakan dari tuan muda nya menyadarkannya. Dengan degup jantung tidak beraturan ia sungguh berharap tidak terjadi hal buruk pada kedua tuannya. Namun ia justru tercekat saat melihat dengan jelas tuan kecilnya yang sedang kesakitan dengan tuan mudanya yang begitu panik. Ia berjalan menghampiri keduanya. Tubuhnya seakan membeku melihat kejadian di hadapannya.
"Tuan ad____"
"Cepat panggil dokter sialan!!!" Teriak Arsen tak sabar.
"Baik tuan." Jawab Marcel panik.
Arsen terus mendekap tubuh Aciel yang terus meronta ke dalam pelukannya. Berkali kali adiknya ini memukuli nya agar ia mau melepasnya pelukan nya. Tapi ia tentu tidak akan melakukan nya karena jika ia melakukan nya Aciel pasti akan menyakiti dirinya sendiri dengan terus memukul dadanya karena anak itu merasa sesak.
"Stttt hey dengar kakak, tenang sayang. Aciel, atur nafas kamu pelan pelan." Instruksi Arsen sambil terus mengecup pucuk kepala Aciel berulang kali agar anak itu tenang.
"I'm here baby, jangan takut. No, kakak nggak akan kemana kemana okay. Aciel dengar kakak kan???"
Kalimat kalimat penuh penenang ia lontarkan berharap Aciel mau mendengar nya dan mampu bernafas dengan pelan pelan.
"Nggak____hhh___nggak boleh pergi____hhhh ____ kak Arsen__"
Aciel menggelengkan kepalanya cepat saat bayangan bayangan kakaknya pergi didalam mimpinya kembali berputar di otak nya. Ia tidak mau, ia benar benar tidak mau sendirian sampai kapanpun.
"Aciel, look at me baby. " Ucap Arsen dengan suara yang lebih tegas.
Ia menangkup kedua pipi Aciel dengan lembut, menatap manik Aciel yang sudah penuh dengan air mata dan hidung nya yang kesulitan bernafas dengan benar. Dada anak itu bergerak begitu cepat menandakan betapa paniknya adiknya ini sekarang.
"Aciel dengar, I'm here Aciel. I'm not going anywhere sayang."
"Sekarang denger kakak, nafas pelan pelan, atur nafas kamu baby. Aciel tidak mau bukan jika kak Arsen pergi??"
Gelengan Aciel Arsen dapatkan saat ia melontarkan pertanyaan barusan.
"Jadi dengar apa kata kakak okay, nafas pelan pelan aja. Breathe, jangan panik. Kak Arsen janji nggak akan kemana mana kalo Aciel mau nurut, mau kan nurut sama kakak??? mau kan jadi good boy??" Tanya Arsen dengan nada ia buat selembut mungkin.
"Yes. Don't go please____" Jawab Aciel perlahan.
"Good, nafas perlahan Aciel. It's okay kakak disoni." Balas Arsen.
Perlahan namun pasti Arsen dapat melihat Aciel yang mulai bernafas dengan normal, anak itu pun sudah tidak memberontak seperti tadi. Arsen melepaskan tangannya dari pipi Aciel saat melihat adiknya tersebut mulai melemas sekarang. Mungkin merasa kelelahan setelah kejadian barusan. Jadi dengan perlahan ia membaringkan tubuh Aciel kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...