Selamat Membaca
Arsen menunggu dengan cemas adik nya yang masih di tangani di ruangan di belakang nya. Dirinya tak bisa memikirkan hal apapun selain kondisi adiknya saat ini. Mengabaikan kemeja nya yang begitu kusut karena harus menggendong Aciel masuk ke rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit adiknya sudah tak sadarkan diri. Kelopak mata nya tertutup rapat menyembunyikan manik bulat nya.
"Aciel___"
Bibirnya tak berhenti bergumam atas satu nama yang sejak tadi memenuhi pikiran nya. Layaknya kaset rusak semua potongan kejadian di masa lalu berputar begitu saja di otak nya. Menambah rasa ketakutan yang sudah sering kali ia rasakan bertahun tahun ini.
"Tuan."
Lamunan nya terhenti saat suara seorang dokter pria yang ternyata sudah keluar dari ruangan di belakang nya. Ia segera berdiri menatap penuh tanya pada wajah sang dokter yang masih saja bungkam seolah menunggu nya agar sadar kehadiran nya. Menatap tak sabar pria paruh baya itu yang masih saja bungkam.
"Jelasin." Titah nya tak sabar.
"Tuan, maaf sebelum nya tapi apa tuan kecil merasa kelelahan dan panik sebelum mengalami sesak nafas??" Tanya dokter itu.
Arsen mengangguk cepat, adiknya memang nampak begitu ketakutan saat ia masuk ke dalam mobil tadi. Dan juga tak lama setelah debat kecil tadi adiknya langsung kesakitan di bagian dada nya. Selain itu adiknya baik baik saja, bahkan saat makan di bersama kolega nya tadi pun adiknya tak mengeluh apapun dan nampak begitu sehat.
"Tapi sebelum itu bahkan Aciel baik baik saja." Jelasnya cepat.
"Tuan tapi maaf tapi kejadian ini terjadi di picu karena kecelakaan beberapa tahun lalu. Walaupun tuan kecil saat itu tuan kecil sudah melakukan operasi untuk menyelamatkan nyawa nya pasca kecelakaan tersebut namun tak menutup kemungkinan jika trauma itu bisa kembali lagi tuan di beberapa waktu tertentu seperti sekarang. "
"Walau intensitas serangan trauma ini sangat jarang namun tetap saja kita harus berjaga jaga dengan segala kemungkinan yang ada tuan. "
Arsen yang mendengarkan itu sontak tercekat, sebuah memory buruk langsung masuk ke otak nya. Segala kemungkinan kemungkinan buruk yang memang sudah di ucapkan pada nya beberapa tahun silam pasca operasi besar yang harus di lakukan Aciel demi menyelamatkan hidupnya.
Aciel memang selamat tapi tak menutup kemungkinan trauma itu kembali setelah operasi itu mengingat separah apa kondisi Aciel pada malam itu.
Setelah kejadian yang hampir merenggut nyawa Aciel kala itu, ia langsung menjaga dengan ketat pola hidup Aciel agar trauma yang ia takuti itu tak kembali. Jadi rasanya tak mungkin Aciel bisa seperti ini. Kecuali karena kejadian tak terduga tadi.
"Gimana bisa!! " Murka nya.
"Tuan maaf tapi sejak kejadian dulu saya sudah memberitahu anda jika sewaktu waktu trauma itu bisa kembali. Pneumathorax traumatik bukan hal yang mudah tuan. " Pria paruh baya itu menundukkan kepala nya segan.
"Bangsat!! kalau kau memang tidak becus menangani adik ku bilang dari awal!! " Bentak nya marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...