Part 68.Good Brother

3.3K 327 98
                                    

Tw // Gun, Blood, Violence 
Sebelum membaca tolong
perhatikan trigger warning
nya ya. Jangan baca jika
dirasa tidak bisa membacanya.
Terimakasih.





















Selamat Membaca




















Seharusnya Aciel tau kakaknya tetaplah kakaknya yang dulu, tidak akan berubah. Satu jam lalu ia sudah sangat bahagia karena kakaknya akan mengajaknya jalan jalan untuk membeli baju untuknya. Tapi sepertinya memang tidak ada yang bisa di harapkan dari kakaknya. Seharusnya ia tidak terkejut namun tetap saja ia tercengang, mungkin karena terlanjur mempercayai ucapan kakaknya jika Ia akan berubah.





Ia menghela nafas lelah, maniknya menatap kesal ke arah kakaknya yang berjalan disampingnya. Aciel tau kakaknya selalu berlebihan jika sudah menyangkut tentang dirinya tapi ia tidak pernah menyangka kakaknya juga sampai rela mengosongkan satu mall hanya demi dirinya merasa nyaman. Rasanya ia benar benar akan ikut gila jika begini.




"Kak." Panggil Aciel sambil terus berjalan mengikuti langkah kaki kakaknya.




Arsen tidak menoleh, matanya sibuk menatap toko toko di mall ini yang hanya berisi para pegawainya saja. "Menemukan sesuatu yang menarik Aciel??" Tanyanya.




Aciel yang kesal memilih menghentikan langkahnya, hal itu sontak membuat bodyguard yang mengikutinya ikut berhenti. "Nyebelin." Gumam nya.




"Aciel??"




Arsen menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Aciel yang justru menghentikan langkahnya. Ia menghela nafas lelah, entah apa lagi hal yang membuat adiknya merasa kesal saat ini. Melangkah menghampiri Aciel ia mengusap pelan pipi halus Aciel nya.






"What's wrong Aciel??" Tanya Arsen dengan begitu lembut.





Aciel melengos, menghindari tatapan dari kakak namun tidak menepis tangan kakaknya dari pipinya. "Kak Arsen nyebelin." Ucapnya pelan.


Arsen mengangkat alisnya tak paham, "Kakak membuat kesalahan??" tanyanya heran.




"Ck."



Aciel berdecak kecil sebelum kedua tangannya menggenggam kedua lengan kakaknya yang berbalut kemeja hitam kesayangannya.



"Aciel pikir kak Arsen bakalan biarin Aciel jalan jalan di mall kayak orang normal biasa." Kesalnya sambil mengenggam erat lengan kakaknya, merasa gemas sekaligus kesal dengan sikap kakaknya.





"Apa yang tidak normal dari acara kita hari ini Aciel??" Tanya Arsen tidak paham.





Aciel menggeram frustasi, "Demi apapun kak, nyewa satu mall cuma karena Aciel mau ke sini itu disebut normal??" tanya Aciel tidak habis pikir.






Arsen yang paham hanya terkekeh pelan, ia sekarang paham dimana masalahnya. Jadi ia melepas hati hati kedua tangan Aciel dari lengannya. Sebagai gantinya ia berjalan semakin maju mendekati Aciel. Kedua tangannya ia letakkan pada pinggang Aciel. Ia letakkan kepalanya pada bahu Aciel dan mendekapnya hangat. Menghirup dalam dalam aroma tubuh Aciel yang begitu candu untuknya.





Crazy BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang