Selamat Membaca
Aciel terbangun dengan kepala yang terasa begitu berat. Mencoba mengerjabkan netra nya dan melihat sekitar, mengingat-ingat apa yang sudah terjadi semalam. Usapan halus pada surai nya yang tadinya ia rasakan pun sontak berhenti. Mencoba duduk sampai sebuah tangan membantu nya, saat ia sudah berhasil duduk ia kemudian menoleh ke samping. Dilihatnya sang kakaknya yang menatap nya dengan wajah tenang nya. Seingatnya ia merasa mengantuk setelah berbicara dengan kakaknya dan setelah itu ia tak ingat apapun lagi.
"Kakak semaleman nunggu Aciel?? " Tanya Aciel saat sadar jika wajah kakaknya terlihat begitu lesu seperti kelelahan.
"Feel better?? " Tanya Arsen mengalihkan pembicaraan.
"Aciel nanya kak, kakak kenapa nggak balik ke kamar aja buat istirahat ??" Aciel menatap serius kakaknya ini. Ia khawatir tentu saja, ia paham sepadat apa jadwal kakaknya selama ini dan menunggui dirinya semalaman tentu bukan hal yang baik untuk kakaknya.
"Don't answer me with questions. " Balas Arsen dengan penekanan di setiap kata nya.
Lagipula apa adiknya pira pura tak paham, bagaimana ia bisa tertidur dengan nyaman sedangkan adiknya kesakitan karena ulah nya. Lihat kening adiknya yang terdapat kain kasa yang menutupi luka nya. Jangan lupakan beberapa luka goresan di lengan nya karena amarah nya kemarin. Ia juga sadar betul jika ia salah. Ia salah dan ia tak punya pembelaan untuk. Berbeda jika Aciel memang melanggar ucapan nya jadi ia bisa menghukum Aciel agar adiknya itu jera. Maka dari itu kali ini ia benar benar menyesal.
Ia hanya takut Aciel berakhir meninggalkan dan tertidur lama seperti beberapa tahun silam. Tidur yang terlalu lelap hingga ia ketakutan jika adiknya enggan untuk terbangun lagi. Bertanya tanya apa sikap abai nya membuat adiknya lelah. Maka saat adiknya memilih bangun ia merubah sikap nya. Membuat dirinya menjadi kakak yang lebih baik dan bisa menjaga Aciel.
"Nggak apa. " Balas Aciel seadanya.
"Don't lie to me. I know more about you than you know about yourself. "
Aciel mengangguk pelan, ia bahkan baru sadar jika nasal canula di hidung nya sudah terlepas. "Pusing dikit. " jawab nya dengan suara parau khas bangun tidur.
Arsen yang tadinya merasa sedikit mengantuk langsung tersentak dan menatap panik Aciel. "Perlu kakak panggilin dokter?? apa lagi yang sakit?? tell me Aciel. " Ia bergerak panik memegang kedua bahu Aciel.
"Cuma pusing dikit kak. Nggak apa, tenang ya kak." Ujar Aciel mencoba menenangkan kakaknya.
"Bagaimana bisa kakak tenang jika kamu jauh dari kata baik baik saja. How can, tell me. " Nada suara nya begitu mendominasi karena sungguh ia tak ingin dibantah oleh adiknya sekalipun saat ini.
"Kak____"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...