Selamat Membaca
Arsen menutup pintu mobilnya dengan kasar. Kepala nya terasa pening karena terlalu banyak meminum alkohol seperti nya mulai mengganggu nya. Melupakan sejenak kusut yang ada di kepala nya karena ulah adiknya. Rasanya ia hanya ingin melepas beban nya sejenak. Lelah dengan pertengkaran nya, pekerjaan nya dan beberapa bawahan nya yang tak becus.
Ia hanya ingin melepaskan semua beban di pundak nya oleh karena itu ia memilih menyetir sendiri, hal yang langka karena biasanya ia hanya menyetir saat Aciel ingin melakukan quality time bersama nya dengan night drive. Menggelengkan kepala nya pelan, sebenarnya ia memiliki toleransi yang baik dalam mengkonsumsi alkohol tapi mungkin karena ia sudah lama tak minum membuatnya sedikit pusing seperti sekarang.
"Saya sudah minta pelayan untuk menyiapkan air untuk anda mandi tuan." Marcel berjalan cepat menghampiri tuan nya saat ia baru saja turun dari mobilnya.
Tak mungkin ia membiarkan tuan muda nya berkendara sendiri tanpa penjagaan, itu sebabnya ia memilih mengikuti dari belakang memakai mobil yang lain. Tentu saja dengan beberapa pengawal pribadi tuan muda nya yang terkenal keras ini.
"Hm." Arsen bergumam tanpa peduli para maid dan penjaga yang kini menundukkan kepala mereka saat ia berjalan memasuki mansion yang sudah berapa hari ini tak ia masuki.
"Makan mal____"
"Buang saja, saya tidak ingin makan." Sahut Arsen cepat. Di perhatikan nya area dalam mansion yang sama seperti terakhir kali ia menginjakkan kakinya ke sini. Suasana hening sekali, biasanya adiknya lah yang setia menunggu nya pulang di depan televisi di ruang tengah mansion mereka. Entah di mana adiknya kini.
"Tapi anda baru makan tadi pagi tuan." Ucap Marcel.
"Kau bekerja disini untuk menuruti perintah saya Marcel." Arsen membalikkan tubuhnya, menatap tajam asisten pribadi Aciel serta tangan kanan nya itu. Tak suka saat ucapan nya di bantah seperti itu.
Marcel menundukkan kepala nya cepat, merasa salah karena ia lupa jika tuan nya sekarang bukan orang yang suka perintah nya di sanggah.
"Maaf tuan." Ucap nya pelan.
Arsen kembali melangkahkan kaki nya menuju tangga ke lantai 2 tepat di mana kamar nya berada. Sebenarnya di mansion ini pun terdapat lift namun saat ini ia sedang malas menggunakan nya. Memilih menggunakan tangga sekalian olahraga.
Atau itu hanya alibi nya karena dengan begitu ia akan dapat melewati kamar Aciel.
Sampai di kamar dengan pintu berwarna putih dengan smart lock berupa kartu dan fingerprint untuk dapat masuk ia menghentikan langkahnya. Menatap pintu itu yang tertutup rapat tanpa terdengar suara sedikitpun. Mungkin pemilik kamar sudah terlelap dalam tidurnya mengingat ini sudah jam 11 malam.
Jadi ia kembali menegakkan tubuhnya, melangkahkan kakinya berjalan meninggalkan kamar itu dan memasuki kamarnya. Lagipula untuk apa ia menemui Aciel yang terus melawan nya. Sampai tubuhnya benar benar masuk ke dalam kamar nya dan langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang. Melupakan sejenak eksistensi Aciel yang mungkin sedang mendapat mimpi indah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother
Teen FictionAciel sadar jika kakak nya itu selalu memprioritaskan nya dan selalu memberikan apapun yang ia inginkan namun ia tau betul jika kakaknya itu menentang keras kebebasan nya. "Aciel tau kan kakak tidak suka kalau adik kakak jadi pembangkang?? " "Aciel...