BRENGSEK!

509 19 0
                                    


TIA POV :

Aku terbangun dari tidurku, karena cahaya matahari yang menyilaukan yang masuk dari jendela di ruangan ini.

Aku menggeliat, kemudian baru sepenuh nya tersadar,bahwa sekarang aku sedang berada di kamar Pak Bimasena.

Aku terperanjat melihat cahaya matahari yang terang.
Menandakan pagi sudah berlalu.

Aku melihat jam yang ada di atas meja di samping tempat tidur.
Sudah pukul 10:12

Sial aku kesiangan!

Aku beranjak dari tempat tidur, baru tersadar tidak ada sehelai pakaian pun yang menempel di tubuh ku.

Aku buru-buru meraih pakaian ku yang tercecer di lantai.
Kemudian meraih tas ku yang berada di meja itu juga.

Tapi tunggu!

Kulihat ada seikat bunga mawar merah yang cantik tergeletak di sana.
Aku meraih bunga itu, ada catatan kecil di dalam nya.

'Ber-istirahat lah,aku yang akan mengurus absensi mu ❤️'

Aku terduduk lagi di kasur itu, sambil masih melihat tulisan kecil yang ada di tangan ku.
Aku tersenyum melihat nya.

Seketika aku teringat kejadian semalam.
Pak Bimasena, dan apa yang kami lakukan tadi malam.

Ada sedikit rasa takut di hatiku.
Apakah laki-laki itu berkata yang sejujurnya tentang perasaan nya padaku?

Tapi semua kata-kata nya terdengar sangat begitu tulus.

Bibir ku tak hentinya tersenyum saat memikir kan nya.
Aku merebahkan tubuh ku lagi di kasur itu.

Sangat nyaman sekali.
Ini kasur ternyaman yang pernah aku tiduri,pantas saja dia selalu banyak tenaga untuk marah-marah di pabrik,ternyata tidur nya sangat nyaman.

Aku berkeliling dan melihat-lihat seluruh bagian rumah ini.
Rumah yang cukup nyaman.
Tidak terlalu besar,tapi semua yang ada di dalam nya nampak mewah.

Aku membereskan beberapa sampah bekas minuman yang ada di atas meja.
Dan mencuci beberapa piring kotor di wastafel.
Aku suka di sini,nyaman sekali.

Setelah selesai,aku kembali ke kamar Pak Bimasena.
Kulihat kamar ini sangat berantakan.
Aku mengingat lagi kejadian semalam.
Dan apa yang kami lakukan,aku tersipu saat mengingat nya.

Aku rapihkan tempat tidur yang berantakan itu. Seprai,bantal,guling dan selimut sudah aku susun dengan rapih di atasnya.
Kemudian aku mengambil sapu dan menyapu seluruh ruangan di rumah ini.

Sampai akhirnya aku menyapu ke kolong tempat tidur.
Kulihat ada sebuah pakian berwarna pink, aku berusaha mengeluarkan nya menggunakan sapu.
Ternyata itu adalah satu stel pakian dalam wanita.

Otak ku berpikir tak karuan.

Apakah bukan hanya aku wanita yang pernah ia bawa ke sini?!
Dadaku panas membayang kan nya.

Aku bergegas meninggal kan rumah ini menuju kostan ku dengan berjalan kaki.

Tentunya dengan prasaan yang campur aduk.

Brengsek!

Laki-laki itu apa dia sedang memperlakukan ku seperti pelacur nya?

Air mata ku menggenang dan jatuh.
Aku buru-buru menghapusnya karna tidak mau ada orang yang melihat nya.

.

Malam harinya,pak Bimasena menelfon ku berkali-kali sedari tadi.
Tapi aku tidak mau mengangkat nya.

Mutia & BimasenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang